KKP Ingin Perbanyak Tenaga Penyuluh Perikanan Swadaya
Model penyuluhan akan direstruktursiasi melalui sebuah piramida penyuluhan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Sjarief, mengatakan KKP akan terus memperbanyak tenaga penyuluh perikanan swadaya yang menjadi kekuatan utama guna memperluas jejaring ke berbagai wilayah di Indonesia ke depan. Kata Sjarief, model penyuluhan akan direstruktursiasi melalui sebuah piramida penyuluhan.
"Di lapis piramida teratas, penyuluh perikanan PNS akan bertindak sebagai koordinator-koordinator di kabupaten maupun provinsi," ujar Sjarief dalam siaran pers di Jakarta, Senin (21/12).
Kemudian, dia katakan, di lapis tengah, penyuluh perikanan bantu (PPB) akan berperan untuk menyelesaikan masalah-masalah khusus yang menjadi penugasan secara nasional. Misalnya, pada saat ini KKP tengah fokus merevitalisasi tambak udang sehingga PPB akan lebih diarahkan untuk mendukungnya. Lapisan selanjutnya adalah penyuluh perikanan swadaya (PPS).
"Kami akan mendorong pelaku-pelaku usaha perikanan yang berhasil untuk mendapat amanah baru. Di samping mereka berperan sebagai pelaku usaha utama, mereka juga diberi tugas untuk menjadi PPS. Ini akan menjadi kekuatan utama kita di daerah," ungkap Sjarief.
Guna mendukung jejaring dan informasi yang dibutuhkan, ucap Sjarief, para penyuluh pun akan turut didukung dengan fasilitas arsip digital yang dapat diakses dari mana pun dan kapan pun. Sjarief mengatakan, era revolusi industri 4.0 saat ini menuntut konektivitas dalam segala hal. Untuk itu, penyuluh perikanan juga dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dan memanfaatkan hadirnya teknologi digital.
Sjarief menjelaskan penyuluhan berada di era globalisasi dalam situasi, kebutuhan dan tantangan yang sangat berbeda dibanding era sebelumnya. Hubungan sosial sudah semakin terbuka tanpa sekat tempat dan waktu sehingga memungkinkan penyuluhan tidak lagi butuh pertemuan fisik seiring dengan dukungan alat komunikasi modern yang dapat menyampaikan informasi data dan teknologi secara cepat, efektif, dan efisien.
Sjarief menyebut, pemanfaatan fasilitas koneksi digital tepat untuk digunakan para penyuluh saat ini. Terlebih, dalam kondisi pandemi di mana kinerja penyuluh perikanan tak hanya dituntut untuk berorientasi pada produktivitas. Penyuluh juga harus mengedepankan efektivitas dan efisiensi dalam melaksanakan tugas dan capaian target di lapangan.
"Saya menekankan sosok penyuluh idaman di era globalisasi dan pandemi ini mereka yang mampu meningkatkan kapasitas pelaku utamanya di tengah keterbatasan agar bisnis perikanannya produktif dan efisien," kata Sjarief menambahkan.