Penangkapan Imigran Menurun di AS

Penangkapan imigrasi Amerika Serikat (AS) turun 27 persen pada 2020

Forbes
Anak-anak imigran yang ditampung dalam pusat detensi di daerah perbatasan di Amerika Serikat
Rep: Dwina Agustin Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Penangkapan imigrasi Amerika Serikat (AS) turun 27 persen pada 2020. Penurunan ini diakibatkan pandemi virus corona yang menyebabkan lebih sedikit penyeberangan perbatasan dan mengurangi operasi.

Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai AS (ICE) pada Rabu (23/12) mengatakan menangkap sekitar 104 ribu pelanggar undang-undang imigrasi pada tahun fiskal 2020, yang berakhir pada 30 September. ICE menangkap 143 ribu orang selama tahun sebelumnya. Badan tersebut mendeportasi 186 ribu orang tahun ini atau turun 30 persen dari tahun sebelumnya.

Kebijakan keras Presiden Donald Trump terhadap imigrasi legal dan ilegal melambat tahun ini karena lebih sedikit imigran yang tertangkap melintasi perbatasan. Direktur asosiasi eksekutif dengan ICE, Henry Lucero, menyatakan badan tersebut pun mengurangi operasinya.

ICE menahan jauh lebih sedikit imigran di pusat penahanannya, dengan hanya di bawah 16 ribu yang ditahan pada 18 Desember. Jumlah ini turun dari populasi tahanan rata-rata 50 ribu pada 2019.

Presiden terpilih Joe Biden telah berjanji untuk menghentikan semua deportasi selama 100 hari. Dia akan memulihkan prioritas penegakan yang masuk akal. Biden berencana untuk meningkatkan penggunaan alternatif penahanan serta program manajemen kasus yang membantu para migran menavigasi sistem hukum.

Bahkan dengan janji-janji itu, sosok dari Partai Demokrat ini akan menghadapi tekanan dari para aktivis pro-imigran. Mereka menuntut untuk tidak menaikkan tingkat penegakan hukum. Beberapa kelompok telah mendesak agar penahanan imigrasi disediakan untuk kasus-kasus yang paling serius atau dihapuskan sama sekali.

Direktur senior di Komisi Pengungsi Wanita pro-imigran, Michelle Brane, mengatakan pemerintahan Biden yang akan datang harus terus menurunkan jumlah orang yang ditahan. Terlebih lagi mengingat risiko yang ditimbulkan oleh virus corona dalam pengaturan seperti itu. "Tidak perlu penahanan tingkat besar ini," katanya.

Baca Juga


sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler