Terungkap, Trump Paksa Netanyahu Terima Gencatan Senjata
Utusan Trump berhasil melakukan hal yang gagal dilakukan Biden selama setahun.
REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Gencatan senjata yang dicapai Israel dan Hamas semalam dilaporkan tak lepas dari paksaan presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Utusan itu berhasil melakukan yang yang gagal dilakukan Presiden AS Joe Biden setahun belakangan.
The Times of Israel melaporkan, terjadi pertemuan akhir pekan yang “menegangkan” antara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan utusan baru untuk Timur Tengah Steve Witkoff. Ketegangan itu menghasilkan terobosan dalam negosiasi penyanderaan.
Pembantu utama Donald Trump itu disebut berbuat lebih banyak untuk mempengaruhi Netanyahu dalam satu pertemuan dibandingkan yang dilakukan Joe Biden setahun ini, kata dua pejabat Arab kepada The Times of Israel pada Selasa.
Witkoff telah berada di Doha selama seminggu terakhir untuk mengambil bagian dalam negosiasi penyanderaan, ketika mediator mencoba untuk mendapatkan kesepakatan sebelum pelantikan Trump pada 20 Januari. Pada Sabtu, Witkoff terbang ke Israel untuk bertemu dengan Netanyahu di kantor perdana menteri di Yerusalem.
Dalam pertemuan tersebut, Witkoff mendesak Netanyahu untuk menerima kompromi penting yang diperlukan untuk mencapai kesepakatan, dua pejabat Arab tersebut pada hari Senin mengatakan kepada The Times of Israel dengan syarat anonimitas. Baik Witkoff maupun kantor Netanyahu tidak menanggapi permintaan komentar.
Pada Senin malam – dua hari setelah pertemuan di Yerusalem – tim perunding Israel dan Hamas memberi tahu mediator bahwa mereka pada prinsipnya menerima proposal kesepakatan penyanderaan, kata kedua pejabat tersebut. Kedua belah pihak menyelesaikan rincian mengenai implementasi perjanjian tersebut.
Salah satu pejabat Arab mengatakan bahwa kesepakatan penyanderaan tiga tahap yang saat ini sedang diselesaikan antara Israel dan Hamas sebagian besar sama dengan proposal yang diajukan Israel pada Mei lalu. “Kesepakatan bisa saja dicapai lebih awal, namun kedua belah pihak menyebabkan perundingan gagal di beberapa waktu,” kata pejabat Arab tersebut.
Pejabat tersebut menolak pernyataan berulang kali dari AS bahwa Hamas adalah satu-satunya penghalang bagi gencatan senjata, dengan alasan bahwa Israel juga telah menggagalkan perundingan selama beberapa bulan terakhir. Pejabat Arab itu mengatakan Netanyahu meninggalkan proposal bertahap yang disahkannya pada bulan Mei, dan malah mencoba memprioritaskan tahap pertama dari tawaran tersebut sehingga Israel dapat melanjutkan pertempuran di Gaza segera setelahnya.
Kini kedua belah pihak telah sepakat untuk sekali lagi mendukung kerangka kerja bertahap dan melakukannya secara bersamaan – bisa dibilang ini adalah pertama kalinya, kata pejabat Arab tersebut. Meskipun kesepakatan ini memiliki tiga tahap, ketentuan tahap kedua tidak akan dinegosiasikan sampai tahap pertama berlangsung.
Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), lembaga Muslim di AS memiliki sejarah panjang dalam advokasi dan perjuangan hukum melawan Trump, namun kelompok tersebut memuji presiden baru tersebut karena berupaya mengakhiri perang di Gaza.
“Kami menyambut baik kesepakatan gencatan senjata yang telah lama tertunda ini, yang seharusnya disetujui oleh Presiden Biden kepada Netanyahu lebih dari setahun yang lalu daripada mendanai begitu banyak korban jiwa dan kehancuran,” kata direktur eksekutif CAIR Nihad Awad dalam sebuah pernyataan.
“Kami memuji Presiden Trump karena mendorong kesepakatan gencatan senjata dan dilaporkan memperingatkan Netanyahu bahwa Israel juga akan menghadapi konsekuensi jika terus menolak membuat kesepakatan.” Awad juga mendesak Trump untuk mengakhiri pendudukan, “sehingga perdamaian yang adil dan abadi dapat terwujud di seluruh wilayah”.