Turki Catat Peningkatan Besar dalam Energi pada 2020
Turki mencatat peningkatan melebihi 95 persen dalam energi terbarukan
REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki mengalami peningkatan besar-besaran melebihi 95 persen dalam energi terbarukan dari total kapasitas listrik terpasang di Turki tahun 2020 ini, ungkap menteri energi negara itu pada Rabu.
Dalam wawancara eksklusif dengan Anadolu Agency, Menteri Energi dan Sumber Daya Alam Fatih Donmez mengatakan rasio sumber daya terbarukan dalam total daya terpasang mencapai titik tertinggi sepanjang masa di 51,21 persen dan melebihi 21 negara di Eropa.
Donmez mengungkapkan peningkatan energi terbarukan ini pada 2020 sebesar 4.500 megawatt menjadi 95.500 megawatt.
Dia mencatat bahwa energi matahari dan angin memenuhi 34 persen dari total produksi setiap jam pada 12 April, dan pada 24 Mei 90 persen pembangkit listrik dipenuhi dari sumber daya domestik dan energi terbarukan.
"Pada 5 Juni, kami merealisasikan pembangkitan harian maksimum dan pada 3 September, produksi listrik kami melebihi 1 miliar kilowatt/jam, memecahkan rekor sepanjang masa. Bulan ini kami menghasilkan energi paling banyak. Kami melampaui rekor 151,33 gigawatt pada 6 November dengan 153,04 gigawatt pada 25 November," kata Donmez.
Penemuan gas di Laut Hitam
Dia memuji penemuan gas alam di Laut Hitam dengan kapal pengeboran Fatih sebagai salah satu perkembangan terpenting pada tahun 2020.
Turki pertama kali mengumumkan penemuan cadangan gas alam 320 miliar meter kubik (bcm) di wilayah Tuna-1 di ladang gas Sakarya pada 21 Agustus, sehingga total kapasitasnya mencapai 405 bcm.
“Kabar itu datang dengan harapan dan kegembiraan saat bangsa kita telah lama menunggu,” ujar dia, seraya menambahkan eksplorasi di lapangan gas Sakarya akan terus dilanjutkan.
Pengeboran akan dilanjutkan pada bulan-bulan pertama Tahun Baru dengan salah satu dari tiga kapal bor negara itu, Kanuni, telah melakukan persiapan di Pelabuhan Filyos di pantai Laut Hitam, imbuh dia.
Kesepakatan Turki dan Libya
Meski tahun ini meraih banyak pencapaian dengan hasil luar biasa dari eksplorasi dan pengeboran, ada kerugian juga dengan perjuangan besar baik di lapangan maupun di atas meja untuk melindungi hak dan hukum di wilayah maritim Turki di Mediterania Timur.
Donmez mengenang bahwa pada awal 2020, reaksi balik berlanjut dari perjanjian yurisdiksi maritim yang ditandatangani dengan Libya pada 27 November 2019, antara Ankara dan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui PBB di Libya mengenai batas-batas maritim negara-negara di Mediterania Timur.
Pakta tersebut, yang didaftarkan pada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), meresahkan banyak negara di Mediterania Timur, termasuk Yunani, Siprus Yunani, Mesir dan Israel, yang telah menandatangani aliansi maritim yang kontroversial, tanpa Turki.
Siprus Yunani secara sepihak mendeklarasikan apa yang disebut zona ekonomi eksklusif (ZEE) dan mulai memberikan izin kepada perusahaan energi internasional untuk mencari sumber daya energi.
Turki menyerukan agar sumber daya di sekitar Siprus dibagikan secara merata di antara semua pihak, termasuk Siprus Turki, dan Turki bersikeras terbuka untuk dialog guna menyelesaikan masalah ini.
"Upaya negara-negara yang mencoba mengecualikan Turki akan berakhir sia-sia. Turki selalu mendukung dialog untuk menyelesaikan masalah," tegas Donmez.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Akkuyu
Donmez menyampaikan bahwa konstruksi terus berlanjut dengan kecepatan penuh untuk menghadirkan reaktor pertama di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Akkuyu pada tahun 2023.
Dia mengatakan kontainer reaktor dari unit pertama bersama dengan empat pembangkit uap akan dibawa ke lokasi tahun ini.
Kemajuan juga diraih dengan peletakan pondasi untuk gedung reaktor unit kedua dan dengan pemasangan salah satu bagian terpenting, arester inti.
Donmez membenarkan bahwa ada permohonan untuk izin pembangunan unit keempat, setelah memperoleh unit ketiga.