Turki dan Jerman Diskusikan Produksi Vaksin Bersama

Upayakan pemenuhan kebutuhan vaksin nasional, Turki ajak Jerman kerja sama.

AP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut pemerintahannya tengah bernegosiasi dengan Jerman untuk memproduksi bersama vaksin Covid-19. Perusahaan Jerman BioNTech merupakan produsen vaksin Covid-19 yang dikembangkan bersama Pfizer.
Rep: Kamran Dikarma Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki dan Jerman sedang menjalin diskusi untuk memproduksi vaksin Covid-19 bersama. Hal itu diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasokan vaksin mereka.

Baca Juga


"Dalam negosiasi kami dengan Jerman, ada juga masalah produksi (vaksin) bersama. TUBITAK (Dewan Riset Ilmiah dan Teknologi Turki) terus bekerja untuk masalah ini," kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Jumat (1/1), dikutip laman Anadolu Agency
 
Erdogan mengatakan, Turki telah membuat kemajuan dalam pengadaan vaksin. Ia menyebut, sebanyak tiga juta dosis vaksin telah diterima dan upaya itu akan terus berlanjut.

Pernyataan Erdogan mengacu pada pengiriman vaksin CoronaVac yang dikembangkan perusahaan asal China, Sinovac Biotech. Paket pertama vaksin tersebut tiba pada Rabu (30/12/2020).
 
Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca mengatakan, proses vaksinasi dapat dimulai setelah 14 hari pengujian vaksin di laboratorium.  Pekan lalu, Koca mengatakan, negaranya dan perusahaan farmasi Jerman BioNTech telah mencapai kesepakatan tentang pengiriman 550 ribu dosis vaksin Pfizer-BioNTech. Vaksin tersebut dijadwalkan dikirim pada awal 2021. 
 
Berdasarkan perjanjian, 4,5 juta dosis vaksin bakal dikirim ke Turki pasa akhir Maret 2021. Menurut Koca, Turki dapat memiliki akses hingga 30 juta dosis sebagai bagian dari kesepakatan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler