Kementan Gelar Operasi Pasar Kedelai Rp 8.500 per Kg
Harga kedelai impor melonjak dari Rp 6.000-Rp 7.000 menjadi Rp 9.500 per kg
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) dan Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) untuk melakukan operasi pasar kedelai guna menstabilkan pasokan dan harga kedelai di dalam negeri. Harga kedelai dipatok Rp 8.500 per kilogram khusus untuk para pengrajin tempe tahu.
"Gabungan pengusaha tempe tahu langsung bisa link untuk mendapatkan kedelai dengan harga terjangkau. Ini menjadi agenda SOS kita untuk pulihkan kondisi kedelai," kata Syahrul di Kopti Semanan, Jakarta, Kamis (7/1).
Pasokan kedelai menggunakan pasokan impor yang dimiliki oleh para importir anggota Akindo. Menurut Syahrul, harga Rp 8.500 sudah memberikan margin bagi para importir dan akan meringankan beban para produsen tempe dan tahu.
Rata-rata harga kedelai impor sebelumnya sudah melonjak dari Rp 6.000-Rp 7.000 per kilogram menjadi Rp 9.500 per kilogram. Dengan harga yang lebih rendah itu, diharapkan beban para pengrajin tempe tahu lebih ringan dalam proses produksi.
Syahrul mengklaim, secara pasokan, sejatinya tidak pernah dikeluhkan oleh para pengrajin. Menurutnya pengrajin hanya mengeluhkan harga kedelai yang kian naik sehingga memaksa produk tempe tahu juga harus mengalami kenaikan harga di tingkat konsumen.
"Dengan kondisi harga sudah Rp 8.500, ini sudah ada margin yang cukup untuk bisa kita intervensi. Minimal pasokan kedelai tidak terganggu dan terima kasih importir kita dengan apa yang ada mereka memberikan respon yang cepat," kata Syahrul.