Kejeniusan Pirlo, Kilau Chiesa, dan Ulah Covid-19
Sudah 27 pertandingan Milan tak merasakan kekalahan di ajang Serie A.
REPUBLIKA.CO.ID,
Oleh: Anggoro Pramudya
Wartawan Olahraga Republika
Juventus sukses meruntuhkan hegemoni AC Milan pada lanjutan pekan ke-16 Serie A Italia 2020/2021. Itu didapat setelah Le Zebrette berhasil menekuk Milan dengan skor 3-1 di Stadion San Siro, Kamis (7/1) dini hari.
Federico Chiesa keluar sebagai pahlawan dalam kemenangan Juve melalui brace-nya pada menit ke-18, dan menit ke-62. Sebelum Weston McKennie menutup pertandingan dengan skor 3-1 lewat golnya menit ke-76. Sementara, gol penghibur tuan rumah hadir lewat Davide Calabria.
Kemenangan ini jelas terasa spesial bagi i Bianconeri. Berkat hasil itu, Juve naik satu peringkat ke posisi keempat klasemen dengan perolehan angka 30 dari delapan kemenangan, enam imbang, dan sekali kalah.
Sedangkan, untuk Milan, hasil negatif tersebut tak mengubah posisi mereka di pucuk klasemen Liga Italia. Hanya saja rekor tak terkalahkan selama 15 laga terhenti di tangan juara bertahan Juve.
Kejeniusan Pirlo
Pelatih Andrea Pirlo menunjukkan kejeniusannya dalam pertandingan kali ini. Dirinya memasang Federico Chiesa sebagai gelandang sayap kanan dengan skema 4-4-2. Dalam praktiknya, Chiesa kerap merepotkan sektor kiri dari permainan Milan yang ditempati Theo Hernandez dan Jeans Peter Hauge.
"Itu penting bagi kami, kami tidak tertarik dengan hasil tim di atas kami, karena kami berkonsentrasi pada kemajuan kami sendiri. Kami akan melihat dalam beberapa bulan dimana kami berada, "kata Pirlo, seperti dikutip Sky Sport Italia, Kamis (7/1).
Tentu sangat penting untuk selalu adaptif. Oleh karena itu, kejelian dalam mengantisipasi kelebihan lawan patut dimiliki oleh pelatih. Dan, Pirlo mampu menunjukkan hal itu saat bertandang ke San Siro.
Dalam pertandingan kali ini, dengan skema 4-4-2, Pirlo membuat perbedaan ketika bertahan di setengah area lawan, pun setengah area lini belakang Juve. Bianconeri menggunakan empat gelandang tengah dengan dua double pivot yang ditugaskan kepada Rodrigo Bentancur serta Adrien Rabiot. Keduanya bekerja disiplin memutus fleksibilitas permainan Hakan Calhanoglu.
Sedangkan, Chiesa mampu membuat Theo Hernandez tak berkutik. Theo kerap kedodoran membendung pergerakan Chiesa, yang membuatnya sulit naik ke pertahanan Juventus.
"Idenya adalah membuat (Theo) tetap berada di bawah tekanan dan tak membiarkan dia terus naik sebebas mungkin," sambung Pirlo menjelaskan.
Ulah Covid
Kesuksesan Juve mematahkan tren positif Milan sah saja mendapatkan sanjungan. Sementara penampilan apik Chiesa dan payahnya Alessio Romagnoli dalam mengunci rapat barisan pertahanan Milan, menjadi salah satu titik kelemahan dari minimnya agresivitas permainan Theo Hernandez.
Namun, Milan tampil tak begitu buruk pada laga kali ini. Pasalnya dengan skuat seadanya i Rossoneri sukses melepas total 28 tembakan dengan delapan tembakan mengarah tepat ke gawang Bianconeri.
"Kami harus angkat topi dan memberikan pujian kepada lawan kami. Kami melakukan apa yang kami butuhkan, menciptakan peluang dan bermain taktis. Tetapi kami akan mengevaluasi beberapa situasi pertahanan dimana kami bisa melakukannya lebih baik," kata pelatih Stefano Pioli menjelaskan dilansir Football Italia.
Tanpa kehadiran Zlatan Ibrahimovic, Ismael Bennacer, Sandro Tonali, dan Ante Rebic, pun Rade Krunic yang dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 jelas meninggalkan kerugian tersendiri bagi skema permainan tim besutan Stefano Pioli.
Kehilangan Bennacer, Tonali, dan Krunic memaksa Pioli mendorong Davide Calabria sebagai gelandang tengah bersama Franck Kessie. Sementara absennya Ante Rebic, dan menyisakan Hauge di sektor sayap kiri meninggalkan ruang yang cukup besar untuk dapat dieksploitasi dengan baik oleh Chiesa pun Dybala.
"Kami tahu Juve akan memanfaatkan situasi ini, kehilangan pemain tengah. Banyak tim akan kesulitan saat ditinggal para pemainnya, tetapi meskipun kami harus mengubah banyak hal, kami berusaha mempertahankan identitas kami dan saya pikir kami melakukan itu," sambung Pioli.
Statistik Laga
Menukil dari statistik Opta, sudah 304 hari alias 27 pertandingan Milan tak merasakan kekalahan di ajang Serie A hingga kini menyerah dari Juventus.
Terakhir kali Milan menelan kekalahan pada 8 Maret lalu, tepatnya ketika menyerah 1-2 dari Genoa. Selepas kompetisi digulirkan kembali usai lockdown Covid-19, Rossoneri tak pernah kalah sampai hari ini.
Sementara itu, di semua kompetisi, Milan sempat menelan kekalahan di ajang Liga Europa, tepatnya ketika dipermalukan LOSC Lille 0-3 pada November lalu.
Di sisi lain, ini menjadi kemenangan kedua pada awal 2021 bagi Juve. Meski kerap kesulitan saat mengarungi awal musim dibawah besutan Pirlo, namun Juve perlahan kembali menunjukkan kualitasnya sebagai kampiun Serie A sembilan musim beruntun.