Varian Baru Corona Bereplikasi Lebih Cepat di Tenggorokan
Varian baru virus corona dari Inggris disebut lebih menular.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Para ahli kesehatan mengatakan, varian baru virus corona (SARS-CoV-2) lebih cepat menular karena bereplikasi lebih cepat di tenggorokan. Lebih dari sepertiga pasien yang terinfeksi jenis baru ini ditemukan memiliki tingkat virus yang sangat tinggi pada sampel usap tenggorokannya.
Sementara itu, orang yang terinfeksi SARS-CoV-2 versi orisinal hanya 10 persen yang sangat tinggi tingkat virusnya pada sampel usap tenggorokan. Tak heran jika varian baru virus corona tersebut sekitar 74 kali lebih menular daripada galur (strain) virus yang lebih dulu mengusik pada 2020 lalu.
Dalam studi yang dipublikasikan di medRxiv disebut bahwa tingginya viral loads pada sampel usap tenggorokan dan hidung terkait dengan keparahan Covid-19. Penulis studi Michael Kidd dari Public Health England and Birmingham University mengatakan, bukti tersebut dapat membantu para ilmuwan menyelidiki bagaimana varian jenis ini bereplikasi pada tubuh manusia yang diinfeksinya.
"Tingginya viral loads pada sampel jelas dapat menentukan seberapa menularnya seseorang, namun sulit untuk menentukan secara tepat mengapa varian ini menyebar lebih cepat," katanya, dikutip dari laman The Sun, Jumat (8/12).
Kidd menyebut, perilaku manusia dapat menjadi salah satu alasan mengapa virus tersebut dapat menyebar dari negara ke negara lain. Varian baru virus ini pertama kali terdeteksi di Inggris pada September 2020.
Varian baru SARS-CoV-2 tersebut muncul di Kent, Inggris pada bulan September 2020. Varian itu juga diyakini berada di balik lonjakan kasus belakangan ini yang memaksa negara itu melakukan lockdown nasional ketiga untuk mengendalikan penyebaran Covid-19.