SAR Serahkan Lima Kantong Jenazah Terkait Sriwijaya Air

Tim SAR juga telah menyerahkan tiga kantong berisi pecahan pesawat.

Republika/Thoudy Badai
Prajurit TNI AL bersama Komandan Korps Marinir Mayjen TNI Suhartono (kanan) memperlihatkan puing-puing pesawat Sriwijaya Air SJ182 di Kepulauan Seribu, Jakarta, Ahad (10/1). Tim Gabungan TNI tersebut berhasil menemukan sejumlah serpihan Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak pada Sabtu (9/1) sekitar pukul 14.40 WIB dan rencana akan diserahkan dan dikumpulkan di Pelabuhan JICT Jakarta Utara. Republika/Thoudy Badai
Red: Yudha Manggala P Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim pencarian dan pertolongan (SAR) melaporkan telah menyerahkan lima kantong jenazah terkait kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Temuan tersebut diserahkan berbarengan dengan kantong lain berisi pecahan pesawat.

"Telah diserahkan tiga kantong berisi pecahan pesawat dan lima kantong tubuh manusia," kata Direktur Operasional Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP) atau Basarnas Brigjen TNI (Mar) Rasman kepada media di Jakarta Internantional Container Terminal (JICT) 2, Jakarta Utara, Ahad (10/1).

Temuan diserahkan kepada Disaster Victim Identification (DVI) Polri dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk diselidiki dan diperiksa.

Basarnas membagi pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang dilaporkan hilang kontak dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1) menjadi enam lokasi di laut ditambah pencarian dari udara.

Menurut data dari Basarnas Command Center, pencarian pesawat naas tersebut melibatkan sejumlah alat utama Basarnas dan alat utama dari sejumlah potensi SAR.

Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.

Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 mil laut di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.

Pesawat tinggal landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.

Berdasarkan data manifes penerbangan, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.


sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler