Iran Minta Korsel Lepaskan Dana yang Ditahan

Iran membantah telah melakukan penyanderaan kapal Korsel.

EPA
Kapal tanker Korsel Hankuk Chemi dikawal kapal milik Garda Revolusi Iran, Senin (4/1).
Rep: Dwina Agustin Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Iran mengatakan pada Ahad (10/1) bahwa Korea Selatan harus menghindari politisasi penyitaan kapal oleh Garda Revolusi Iran di Teluk. Teheran menekan Seoul untuk melepaskan dana 7 miliar dolar AS yang dibekukan di tengah sanksi Amerika Serikat (AS) .

Wakil Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Choi Jong-kun, tiba di Teheran pada Ahad untuk membahas pelepasan MT Hankuk Chemi berbendera Korea Selatan. Kapal ini disita oleh Garda pada awal pekan lalu di dekat Selat strategis Hormuz.

Iran membantah tuduhan bahwa penyitaan kapal tanker dan 20 awaknya sama dengan penyanderaan. Teheran mengatakan, Seoul justru yang menyandera dana Iran.

Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, mengatakan kepada Choi bahwa Seoul harus menahan diri dari memolitisasi masalah dan propaganda yang sia-sia. "Dan membiarkan proses hukum dilanjutkan," ujarnya melalui TV Pemerintah Iran.

“Selama sekitar dua setengah tahun, bank-bank Korea Selatan telah membekukan dana Iran... itu tidak dapat diterima.... Dalam pandangan kami, ini lebih karena kurangnya kemauan politik Seoul (untuk menyelesaikan masalah) daripada sanksi AS," ujar laporan kantor berita semiresmi Fars mengutip perkataan Araqchi.

Juru bicara Pemerintah Iran mengatakan, pada awal penyitaan kapal itu disita berdasarkan perintah pengadilan Iran untuk pencemaran lingkungan. Namun, operator kapal yang berbasis di Busan, Taikun Shipping Co. Ltd. mengatakan, tidak ada yang menunjukkan sebelum penyitaan kapal bahwa pihak berwenang Iran sedang menyelidiki kemungkinan pelanggaran aturan lingkungan.

Baca Juga


AS memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran pada 2018 setelah Presiden Donald Trump menarik Washington dari kesepakatan nuklir Teheran 2015 dengan enam negara besar. Di bawah kesepakatan itu, Iran setuju untuk mengekang pekerjaan nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi.

Iran telah membalas dengan melewati batasan kesepakatan selangkah demi selangkah. Dalam sebuah langkah yang dapat mempersulit upaya Presiden terpilih AS Joe Biden untuk bergabung kembali dengan kesepakatan tersebut, Teheran mengatakan pada awal pekan lalu bahwa pihaknya telah melanjutkan pengayaan uranium 20 persen di fasilitas nuklir bawah tanah Fordow. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler