FBI Peringatkan Ancaman Demo Bersenjata Jelang Pelantikan

Peringatan diberikan untuk semua ibu kota negara bagian.

AP/Susan Walsh
Presiden terpilih Joe Biden.
Rep: Dwina Agustin Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Biro Investigasi Federal (FBI) memperingatkan kemungkinan protes bersenjata diadakan pada hari-hari sebelum Joe Biden dilantik sebagai presiden. Terdapat laporan mereka berencana berkumpul di 50 gedung parlemen negara bagian dan di Washington DC.

Buletin internal FBI yang dilaporkan oleh ABC News memuat peringatan bahwa satu kelompok menyerukan penyerbuan gedung pengadilan negara bagian, lokal, dan federal, di seluruh negeri. Peristiwa itu dapat terjadi jika Trump dicopot dari jabatannya lebih awal dan pada hari pelantikan.

Badan kepolisian setempat telah diberitahu oleh penegak hukum federal untuk meningkatkan keamanan di gedung-gedung negara bagian menyusul kekerasan pekan lalu. Kantor berita Reuters, mengutip seorang pejabat penegak hukum federal, mengatakan, peringatan FBI diberlakukan untuk semua ibu kota negara bagian dari 16 hingga 20 Januari dan di Washington DC, setidaknya tiga hari sebelum pelantikan.

Pejabat keamanan bertekad tidak akan terjadi peristiwa yang sama pada 6 Januari. Penjabat kepala Departemen Keamanan Dalam Negeri, Chad Wolf, mengatakan, telah menginstruksikan Dinas Rahasia AS untuk memulai operasi khusus bernama Acara Keamanan Khusus Nasional (NSSE) untuk persiapan pelantikan pada Rabu (13/1).

"Ini mengingat peristiwa-peristiwa dalam seminggu terakhir dan lanskap keamanan yang berkembang," kata Wolf dikutip dari BBC.

Sedangkan, National Park Service mengumumkan telah menutup Monumen Washington untuk pengunjung di tengah ancaman dari kekerasan lebih lanjut. "Kelompok-kelompok yang terlibat dalam kerusuhan 6 Januari 2021 di Capitol AS terus mengancam akan mengganggu pelantikan presiden ke-59 pada 20 Januari," kata layanan itu dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga


Pada Senin (11/1) Biden mengatakan, tidak takut untuk mengambil sumpah jabatan di luar Gedung Capitol. Baik dia dan Wakil Presiden terpilih Kamala Harris masih diharapkan untuk dilantik di luar gedung setelah tempat itu menjadi lokasi serangan pendukung radikal Presiden Donald Trump yang menentang hasil pemilihan.

Para pejabat mengatakan, sebanyak 15 ribu pasukan Garda Nasional disiapkan untuk memperkuat penjagaan pelantikan tersebut.

Unggahan di jaringan daring pro-Trump dan sayap kanan telah menyerukan aksi protes pada sejumlah tanggal. Salah satunya, demonstrasi bersenjata akan disiapkan di kota-kota di seluruh negeri pada 17 Januari dan pawai di Washington DC pada hari pelantikan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler