Cuaca di Lokasi Pencarian Sriwijaya Air Cerah

TIM SAR hari ini fokus mencari black box.

AP/Achmad Ibrahim
Penyelam Angkatan Laut Indonesia ambil bagian dalam pencarian jet penumpang Sriwijaya Air yang jatuh di perairan pulau Jawa, Indonesia, Minggu, 10 Januari 2021. Penyelam Indonesia pada hari Minggu menemukan bagian dari puing-puing Boeing 737-500 di Jawa Sea, sehari setelah pesawat yang membawa puluhan orang itu jatuh tak lama setelah lepas landas dari Jakarta.
Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cuaca di lokasi pencarian Sriwijaya Air SJ 182 cerah di perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, pada hari keempat atau Selasa, cerah. Tim SAR gabungan kembali melanjutkan pencarian terhadap pesawat Sriwijaya Air yang jatuh pada Sabtu (9/1).

Baca Juga


Sejumlah kapal tim SAR gabungan dari TNI AL, Basarnas, Polri dan unsur-unsur lainnya melakukan pencarian di lokasi yang diduga jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Sejumlah helikopter berpatroli di sekitar lokasi pencarian.

Selain melalui udara dan laut, pencarian pesawat Sriwijaya Air juga dilakukan di bawah permukaan air menggunakan perangkat side scan sonar, MBES, ping locator dan ROV.

Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada Sabtu (9/1) di posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.

Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.

Berdasarkan data manifes, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak dan tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas enam kru aktif dan enam kru ekstra.

Memasuki hari keempat dalam operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) Sriwijaya Air SJ-182, tim gabungan akan fokus ke pencarian kotak hitam (black box) dengan bantuan kapal yang memiliki kemampuan deteksi bawah air.

“Kegiatan di laut tetap seperti rencana operasi semula, kita bagi di dalam enam sektor. Enam sektor ini kita fokuskan (kotak hitam) memang,” kata Direktur Operasi Badan SAR Nasional (Basarnas) Rasman MS dalam konferensi pers di Dermaga JICT II Tanjung Priok Jakarta, Selasa.

Ditemukannya potongan besar badan pesawat dan potongan tubuh menjadi salah satu petunjuk keberadaan kotak hitam yang dapat membantu menjawab misteri penyebab kecelakaan pesawat jurusan Jakarta-Pontianak itu. Dengan alasan itu, kata Rasman, tim SAR memutuskan untuk mengintensifkan pencarian di enam sektor tersebut yang melibatkan kapal dengan kemampuan deteksi bawah air seperti KRI Rigel dan Kapal Baruna Jaya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler