Jalan Utama di Talegong Garut Masih Lumpuh

Petugas masih berupaya untuk melakukan pembersihan jalan utama Talegong.

ANTARA/Candra Yanuarsyah
Petugas mengamati jembatan yang roboh di Talegong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Minggu (10/1/2021). Curah hujan yang tinggi di kawasan tersebut mengakibatkan jembatan Awisuti roboh hingga setengah badan jalan dan memutus akses penghubung antara Pangalengan, Talegong, Cisewu, dan Ranca Buaya bagi kendaraan roda empat.
Rep: Bayu Adji P Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Jalan utama yang menghubungkan Bandung dengan Garut, tepatnya di Kecamatan Talegong, Kabupaten Garut, masih belum bisa dilalui hingga Selasa (12/1). Putusnya jembatan di jalur provinsi itu akibat longsor pada Sabtu (9/10) masih belum dapat diperbaiki.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Tubagus Agus Sofyan mengatakan, di sepanjang jalan itu terdapat beberapa titik yang tertimpa longsor di Kecamatan Talegong dan Cisewu. Saat ini, petugas masih berupaya untuk melakukan pembersihan jalan. Namun, untuk jembatan yang terputus masih belum bisa dilalui.

"Jembatan di Taegong masih disetop. Menunggu perbaikan dari provinsi. Masih belum busa dilewati," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (12/1).

Kendaraan yang hendak melintas ke selatan Kabupaten Garut diarahkan melalui jalan lama. Sebab, jalan utama masih lumpuh tak bisa dilewati.

Kendati demikian, Tubagus mengatakan, pengendara yang melintas jalan lama harus ekstra hati-hati. Menurut dia, potensi terjadi longsor di jalan alternatif itu juga cukup tinggi.

"Melintas lewat jalan lama bisa, sampai ke selatan. Itu memang alternatif. Namun jalannya kecil dan potensi longsor tinggi. Kalau hujan besar jalan itu juga disetop," kata dia.

Ia menilai, lokasi putusnya jembatan di Kecamatan Talegong akibat longsor sebenarnya tak layak untuk dijadikan jalan. Berdasarkan keterangan tokoh masyarakat sekitar, petugas pembangunan jalan provinsi itu sudah diingatkan untuk tak melewati hanparan Curug Ceret, lokasi terjadinya tanah longsor saat ini. Namun, pembangunan jalan tetap melewatinya wilayah itu

"PUPR (Provinsi Jabar) juga katanya akan evaluasi. Jalan itu akan dimitigasi, terutama yang melewati hamparan Curug Ceret," kata dia.

Tubagus menyebutkan, sejak Jumat (8/1) hingga saat ini telah terjadi tanah longsor di 19 titik di Kabupaten Garut. Longsor umumnya hanya menutup akses jalan. Tak ada korban jiwa dalam kejadian-kejadian itu.

Namun masyarakat diimbau tetap waspada. Apalagi, hujan diprediksi masih akan terus terjadi.


Baca Juga


Sementara itu, Wakil Bupati Garut Helmi Budiman meninjau langsung lokasi bencana longsor di Kecamatan Singajaya dan Banjarwangi, pada Senin (11/1). Dalam kunjungannya, Wabup Garut melihat langsung kerusakan akibat longsor ini, mulai dari infrastruktur jalan, rumah, dan fasilitas ibadah.

"Masyarakat membutuhkan WC di sini. Kebetulan itu kan WC mesjid yang roboh nanti kita masukan ke dalam musrenbang," kata dia melalui keterangan resmi, Selasa.

Helmi mengatakan, pihaknya akan mengirim tim untuk melihat secara detail kontur tanah di daerah yang terdampak longsor. Sebab, pergerakan tanah masih terus terjadi.

"Saya belum bisa menentukan ini harus bagaimana. Jalan ini tanahnya masih bergerak dan saya akan kirim tim untuk melihat secara detail kontur tanah di daerah ini," kata dia.

Untuk mengantisipasi terjadinya longsor di kemudian hari, ia meminta masyarakat untuk menanam kembali tanaman di pinggir-pinggir jalan. Itu dianggap berguna untuk reboisasi.

Menurut keterangan Pejabat Sementara (Pjs) Kepala Desa Karang Agung, Kecamatan Singajaya, Samsul Falah mengatakan, longsor di wilayahnya terjadi diakibatkan hujan seras disertai angin pada Jum'at (8/1). "Jalan utama desa putus dikarenakan pergerakan tanah selain itu juga fasilitas lain, seperti mesjid di desa ini ikut tertimbun," kata dia.

Akibat longsor itu, kendaraan roda dua dan roda empat tidak bisa melewati jalan tersebut. Warga harus memutar dua kali lipat dari jarak tempuh normal untuk bisa melintas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler