Wiku: Nakes Kewalahan Tangani Pasien Covid-19
Pada Desember 2020 saja ada 49 orang dokter yang meninggal akibat Covid-19.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan tenaga kesehatan (nakes) di rumah sakit dengan tingkat keterisian kamar lebih dari 60 persen saat ini sudah sangat kewalahan menangani pasien Covid-19. Jika kasus positif semakin meningkat, maka ia mengkhawatirkan beban tenaga kesehatan dan potensi terpapar virus semakin meningkat.
“Saya ingatkan, pada Desember saja sudah ada 49 orang dokter yang meninggal akibat Covid-19. Tidak selayaknya kita kehilangan tenaga kesehatan dari kelalaian kita untuk menanggulangi pandemi ini,” kata Wiku saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (12/1).
Satgas melaporkan, 10 besar provinsi memiliki tingkat keterisian tempat tidur ruang isolasi dan ICU lebih dari 60 persen. Tingkat keterisian tempat tidur di DKI Jakarta yang tertinggi yakni mencapai 82 persen, Banten mencapai 81 persen, DIY sebesar 78 persen, Jawa Barat sebesar 75 persen, dan Jawa Timur sebesar 71 persen.
Sedangkan tingkat keterisian kamar di Sulawesi Selatan mencapai 71 persen, Jawa Tengah sebesar 71 persen, Sulawesi Tengah sebesar 65 persen, Kalimantan Timur sebesar 64 persen, dan Lampung sebesar 63 persen.
“Apabila tempat tidur di fasilitas kesehatan penuh 100 persen, maka pasien-pasien Covid-19 baru, terlepas dari tingkat keparahan penyakitnya dan kebutuhannya atas penanganan di rumah sakit, tidak akan bisa ditangani,” jelas Wiku.
Hal ini disebabkan karena rumah sakit tak memiliki kapasitas lagi untuk menangani para pasien tersebut. Sebab, fasilitas dan tenaga kesehatan di rumah sakit juga terbatas.
Untuk mengantisipasi lonjakan jumlah kasus positif, Menkes pun telah meminta rumah sakit agar mengalihfungsikan fasilitas yang tersedia untuk penanganan Covid-19 sementara waktu. Selain itu, pemerintah juga akan meningkatkan jumlah tenaga kesehatan melalui pemangkasan prasyarat kepemilikan Surat Tanda Registrasi (STR).
“Juga pemenuhan kebutuhan obat dan terapi Covid-19 termasuk plasma konvalesen,” tambahnya.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa proses vaksinasi Covid-19 akan dilakukan mulai besok, Rabu (13/1). Total Sebanyak 1,48 juta nakes di seluruh Indonesia akan divaksin Januari-Februari 2021.
"Diharapkan ini bisa mulai besok minggu ini, kemudian rolling mudah-mudahan di akhir Februari ini bisa selesai," kata Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (12/1).
Budi mengatakan, sebanyak 566 ribu tenaga kesehatan akan disuntik vaksin pada Januari. Tahapan kedua di bulan Februari yaitu sisanya sekitar 900 ribu.
"Sehingga total 1,46 atau sekitar 3 juta dosis kita bisa lakukan di Januari Februari," ujarnya.
Budi mengatakan, alasan tenaga kesehatan jadi prioritas penerima vaksin lantaran tenaga kesehatan merupakan orang-orang yang beresiko tinggi untuk terpapar covid-19. Tidak hanya di Indonesia, tahapan tersebut juga dilakukan di seluruh dunia.
"Karena tenaga kerja ini selalu terpapar pasien Covid mereka yang diberikan pertama kali," ujarnya.
Masih di tahapan pertama yang dijtargetkan Januari - April 2020, selain tenaga kesehatan, pemerintah juga memprioritaskan kepada 17,4 juta petugas publik, dan 21,5 juta lansia. Hal tersebut lantaran petugas publik dalam tugasnya sehari-hari bertemu dengan banyak orang.