KNKT: Analisis FDR Kotak Hitam Sriwijaya Air Butuh Lima Hari

FDR berisi rekaman data perjalanan pesawat.

Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah prajurit TNI membawa temuan saat pencarian korban dan puing pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Selasa (12/1). Pada hari keempat pencarian tim SAR menambah satu kapal untuk memperkuat operasi pencarian korban, puing, dan kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ182 menjadi 54 kapal. Republika/Putra M. Akbar
Rep: Rahayu Subekti Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Flight data recorder (FDR) yang merupakan bagian dari kotak hitam pesawat Sriwijaya Air nomor registrasi PK-CLC pada sore ini (12/1) telah ditemukan. Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan selanjutnya akan melakukan analisis.

Baca Juga


"Kami mohon doa dari semua agar pengunduhan data berjalan lancar. Kita butuh waktu dua sampai lima hari," kata Soerjanto dalam konferensi pers di Terminal JICT, Selasa (12/1).

Soerjanto mengatakan, KNKT akan menganalisis data terakhir yang terekam di FDR pesawat tersebut. Dia memastikan, KNKT akan menyampaikan secara garis besar data yang ada di dalam FDR setelah selesai mengunduh dan menganalisisnya.

"Semoga berjalan lancar dan segera bisa mengungkap misteri apa yang ada di dalam kecelakaan ini," ujar Soerjanto.

 

Soerjanto mengharapkan dengan terungkapnya penyebab kecelakaan tersebut bisa dilakukan evaluasi. Khususnya menjadi pembelajaran agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

"Itu tujuan KNKT untuk masalah keselamatan. Semoga selanjutnya, cockpit voice recorder (CVR) pesawat bisa ditemukan," jelas Soerjanto.

Setiap pesawat memiliki dua kotak hitam yakni FDR dan CVR. FDR berisi rekaman data perjalanan pesawat dan CVR berisi rekaman data percakapan pilot di dalam kokpit.

Kotak hitam FDR pesawat Sriwijaya Air tersebut ditemukan pada pukul 16.40 WIB. FDR tersebut ditemukan di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang di wilayah Kepulauan Seribu. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler