Syekh Ali Jaber akan Dimakamkan di Darul Qur'an

Pemakaman Syekh Ali Jaber di Darul Qur'an sesuai permintaan keluarga.

Republika/Edwin Putranto
Polisi melakukan penutupan jalan di depan RS Yarsi di Cempaka Putih, Jakarta, Kamis (14/1). Pendakwah Syekh Ali Jaber wafat di usia 44 tahun setelah sebelumnya dirawat di RS Yarsi karena sakit. Foto : Edwin Putranto/Republika
Rep: Meiliza Laveda Red: Indira Rezkisari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendakwah asal Madinah, Syekh Ali Jaber, akan dimakamkan di Pondok Pesantren Tahfiz Daarul Qur'an (Daqu). Pendiri Daqu, Ustaz Yusuf Mansur, mengonfirmasi rencana tersebut.

"Atas permintaan Syeikh Muhammad dan keluarga, beliau dimakamkan di Darul Qur'an," kata Yusuf Mansur, Kamis (14/1).

Proses pemakaman, kata dia, akan berlangsung pada sore nanti. Yusuf Mansur mengatakan, keinginan tersebut adalah sebuah kehormatan dan kemulian untuk Daqu.

"Syeikh Muhammad merasa Daqu rumahnya Syeikh Ali," ujar dia.

Sebelumnya, Yusur Mansur turut berdukacita atas kepergian Syekh Ali Jaber lewat unggahan video di Instagram-nya. Dia mengatakan, Syekh Ali Jaber telah menjalani perawatan kurang lebih 16 hingga 17 hari.

Saat mendapat kabar tentang kondisi kritis Syekh Ali, ia mengatakan, dia segera menyebar pesan yang meminta permohonan doa kepada para ulama dan pemimpin pondok pesantren di Indonesia.


Baca Juga


"Insya Allah beliau syahid. Kita kehilangan ahli Alquran, pejuang Alquran, seorang da'i yang ikhlas meninggalkan negaranya untuk Indonesia, mau pindah kewarganegaraan untuk Indonesia," ucap Yusuf Mansur dalam unggahan video di akun Instagram-nya.

Kemudian, dia memohon agar Syekh Ali disholatkan gaib di masjid-masjid, mushala, pesantren, dan oleh para santri yang belum libur. Ia juga menegaskan bahwa ia dan para ulama lainnya akan memperjuangkan apa yang sudah diperjuangkan Syekh Ali Jaber. 

Syekh Ali Jaber meninggal dunia pada Kamis (14/1) pukul 08.30 WIB. Sebelumnya, dia menjalani perawatan akibat terpapar Covid-19. Sebelum meninggal, Syekh Ali Jaber sudah dinyatakan negatif Covid-19.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler