Kisah Anak Buruh Tani Berhasil Kuliah S2 di Luar Negeri
Beasiswa menjadi satu-satunya jalan untuk mewujudkan mimpi kuliah di luar negeri.
REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Setiap orang berhak memperoleh pendidikan setinggi-tingginya. Tak hanya bagi yang kaya, namun juga bagi mereka yang tak punya.
Hal itu telah dibuktikan oleh Siti Soleha (26), gadis asal Desa Plumbon, Kecamatan/Kabupaten Indramayu. Berbekal ketekunan dan semangat yang tinggi, anak buruh tani tersebut kini bisa kuliah S2 di Northeast Normal University, China.
Siti pun awalnya tak pernah membayangkan bisa kuliah di luar negeri. Kedua orang tuanya, Daslam dan Warsih, hanya bekerja sebagai buruh tani. Penghasilan mereka hanya diperoleh saat bekerja di masa tanam maupun masa panen.
Namun, Siti memiliki tekad yang sangat kuat untuk bisa kuliah. Beasiswa menjadi satu-satunya jalan untuk mewujudkan mimpinya.
Tekad Siti juga didukung oleh kedua orang tuanya. Meski mereka buta huruf dan tak pernah mengenyam bangku sekolah meski di tingkat sekolah dasar (SD), keduanya sangat ingin agar anaknya bisa memiliki pendidikan yang tinggi.
Di keluarganya, Siti merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Kakaknya saat ini menjadi pekerja migran di Hongkong.
Siti pun belajar dengan tekun hingga bisa memperoleh prestasi akademik yang baik di sekolahnya, yakni SMKN 1 Indramayu.
''Saya kemudian dapat beasiswa Bidikmisi dari pemerintah untuk kuliah S1,'' kata Siti, saat dihubungi Republika.co.id melalui telepon selulernya, kemarin.
Dengan beasiswa penuh itu, Siti bisa kuliah di Universitas Negeri Semarang (Unes). Mengambil jurusan pendidikan bahasa Mandarin, dia berhasil menjadi sarjana pada 2017.
Dosennya di Unes kemudian merekomendasikan Siti untuk memperoleh bea siswa dari Confucius Institute. Dengan beasiswa itu, dia bisa mengikuti program bahasa selama satu tahun di Sichuan Normal University, China.
Itulah kali pertama Siti menginjakkan kaki di luar negeri untuk memperdalam kemampuan bahasa Mandarinnya. Setelah satu tahun, dia pulang ke Tanah Air dan bekerja sebagai penerjemah bahasa di salah satu pabrik di kawasan industri Cikarang.
Baru beberapa bulan bekerja, Siti kembali mengejar beasiswa dari Confucius Institute untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2. Setelah melalui lima tahap seleksi ketat, dia diterima kuliah S2 di Northeast Normal University, China pada 2019 lalu.
''Alhamdulillah, senang sekali bisa memperoleh kesempatan kuliah S2 di luar negeri,'' tutur gadis kelahiran 21 Juli 1994 tersebut.
Siti pun tak perlu memusingkan biaya kuliah maupun biaya hidupnya selama di China. Dengan beasiswa penuh yang diperolehnya, dia bahkan bisa mengirim uang untuk membantu perekonomian orang tuanya di kampung halaman.
''Hanya cuaca di sini sangat dingin. Saat turun salju, suhu udara bisa -25 derajat Celcius,'' tutur anak bungsu dari dua bersaudara itu.
Saat ini, dia sedang menunggu sidang akhir kelulusannya. Jika sudah lulus, Siti memilih untuk pulang dan mengamalkan ilmunya di Indonesia.