Toyota Puncaki Penjualan Mobil 2020, Ini Tipe Paling Laris

Penjualan terbanyak Toyota adalah Avanza denga kontribusi 22,3 persen dari total.

Yogi Ardhi/Republika
Tampilan baru Toyota New Veloz dipamerkan pada peluncuran New Avanza dan New Veloz 2019 di Jakarta, Selasa (15/1).
Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Toyota Astra Motor (TAM) menutup tahun 2020 dengan penjualan ritel sebanyak 182.665 unit. Pangsa pasar Toyota mencapai 31,6 persen dari total pasar ritel nasional yang berjumlah 578.327 unit selama tahun lalu.

Baca Juga


Dari total penjualan itu, Toyota mempertahakan posisinya di urutan teratas penjualan mobil nasional. Jenis mobil yang menjadi andalan Toyota adalah low multi purpose vehicle (Low MPV) Toyota Avanza dengan pencapaian retail 40.728 unit yang kontribusi 22,3 persen terhadap total penjualan Toyota.

Di urutan kedua, Toyota Rush terjual secara retail sebanyak 34.528 unit (kontribusi 18,9 persen terhadap total Toyota). Kemudian, Kijang Innova 29.952 unit (kontribusi 16,4 persen terhadap total Toyota).

"Supply wholesales ada di angka 161.256 unit, tapi untuk retail sales yang terserap market sebanyak 182.665 unit," kata Marketing Director PT Toyota Astra Motor, Anton Jimmy Suwandi ketika dihubungi Antara, Kamis (14/1) petang.

Anton mengatakan, salah satu upaya yang berhasil dilancarkan Toyota selama tahun 2020 yang menantang karena kendala Covid-19 adalah dengan menjaga keseimbangan antara supply dan demand. "Harapannya walaupun Covid-19, Toyota tetap bisa operation normal, dan jika ada yang butuh suplainya memenuhi. Tidak berlebih suplai yang akhirnya jadi stok, tapi enggak kekurangan juga, jadi tetap bisa fulfill," kata Anton.

Tahun 2020 bukanlah periode yang mudah bagi perusahaan otomotif. Toyota yang punya nama besar di industri mobil Indonesia juga mengalami masa pasang-surut selama pandemi Covid-19.

 

Pada kuartal pertama 2020 (Q1) Toyota membukukan penjualan ritel 66.599 unit, sedangkan pada Q2 yang terdampak Covid-19, penjualan sempat turun cukup signifikan menjadi 26.366 unit (turun 60,4 persen dibanding Q1). Anton menjelaskan, kendati relatif mirip dengan retail, suplai untuk wholesales pada Q2 pada semua model juga mereka sesuaikan berdasarkan kondisi dan potensi penyerapan pasar.

Namun step by step berangsur naik, kata Anton, di mana pada Q3 Toyota membukukan sales 35.111 unit (naik 33,2 persen dibanding Q2) dan Q4 meningkat signifikan menjadi 54.589 unit (bertambah 55,5 persen dibanding Q3).

"Tapi Q3 untuk beberapa model yang launching ya kami genjot agar stoknya cukup di pasar, seperti Corolla Cross, ataupun Fortuner, Innova dan Hilux yang baru launching model barunya," kata dia.

Fortuner contohnya, kata Anton, pada Q1 rata-rata suplai di 1.600an turun ke 200-an unit di Q2. Ketika pada Q3 mulai membaik, maka pada Q4 sudah berada di level rata-rata 1.400 unit. Bahkan di Desember mencapai 1.900-an unit.

 

Innova pada Q1 rata rata 4.000 unit, turun ke rata-rata 200 unit pada Q2 kemudian naik lagi rata rata 1.200 unit di Q3, kemudian Q4 mencapai rata rata 3.000 unit lagi, jelas Anton. Avanza dan Rush sebagai kontibutor terbesar juga mirip kondisinya yang turun di Q2, namun perlahan naik pada Q3 dan lebih baik lagi pada Q4.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler