Muhammadiyah tidak Pernah Minta Imbalan ketika Berjuang
Haedar Nashir mengapresiasi atas berdirinya Universitas Muhammadiyah Maluku (UNIMMA)
MALUKU, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir apresiasi atas berdirinya Universitas Muhammadiyah Maluku (UNIMMA). Hadirnya UNIMMA disebutkan Haedar sebagai usaha Muhammadiyah mencerdaskan dan memajukan kehidupan masyarakat Maluku. Ia berpesan agar UNIMMA dapat bersinergi dengan semua Perguruan Tinggi guna membangun bangsa dalam keragaman.
“Perjalanan berdirinya UNIMMA ini cukup panjang, dari perjuangan yang panjang ini diharapkan dapat menjadi Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yang berkulitas dan mampu bersaing dengan Perguruan Tinggi lainnya,” tutur Haedar Nashir saat memberikan amanat dalam Launching UNIMMMA, pada Kamis (21/1).
Sebagai organisasi dakwah, Muhammadiyah memiliki modal spiritual dan budaya kebangsaan dalam membangun bangsa yang lebih baik. Muhammadiyah bergerak dengan nilai keislaman untuk membawa prinsip kehidupan yang moderat dan berkemajuan, yang kemudian dari Muhammadiyah lahir gerakan keilmuan yang mencerahkan dan memajukan. Muhammadiyah juga memiliki modal sosial serta ekonomi yang kokoh, salah satunya melalui pembangunan Rumah Sakit, Klinik, Panti Asuhan yang dirintis Muhammadiyah di seluruh tanah air.
“Bung Karno pernah mengatakan bahwa Muhammadiyah dengan gerakan sosial, ekonomi, dan kulturalnya telah memodernisasi masyarakat Indonesia,” terang Haedar Nashir.
Di bidang politik, Muhammadiyah telah berjuang dalam kebangkitan nasional melalui pendidikan maupun perjuangan fisik. Diantaranya Muhammadiyah mendirikan Laskar Perang Sabil melawan penjajahan di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Tokoh-tokoh Muhammadiyah juga banyak terlibat baik dalam proses kemerdekaan maupun setelah kemerdekaan. Hal ini menunjukkan bahwa integrasi keislaman dan keindonesiaan telah di pelopori oleh Muhammadiyah sejak lama.
“Kami (Muhammadiyah) tidak pernah meminta, kami selalu berusaha untuk memberi, dan selalu bekerjasama dengan seluruh kekuatan untuk selalu berbagi,” imbuh Haedar Nashir.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Maluku Abdul Haji Latua mengatakan bahwa kehadiran Universitas Muhammadiyah Maluku (UNIMMA) telah lama ditunggu kehadirannya oleh masyarakat.
Sejak tahun 1996, berdasar hasil Musyawarah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Maluku diputuskan agar segera didirkan Universitas Muhammadiyah di Maluku, namun karena beberapa kendala, baru pada tahun 2015 mulai bekerja membentuk tim, dan kemudian di tahun 2016 diajukan pendiriannya ke Kemenristek dikti.
“Alhamdulillah dengan proses yang cukup panjang, hari ini telah berdiri Universitas Muhammadiyah Maluku (UNIMMA),” tutur Haji Latua dalam acara Launching UNIMMA.
Ia berharap kehadiran UNIMMA dapat memberikan nuansa akademik baru dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) di Maluku, serta memperluas akses pendidikan di kawasan timur Indonesia.
“UNIMMA dengan kesungguhan dan profesionalitas yang dimiliki harus menjadi pusat pengembangan nilai islam kemuhammadiyahan yang modern dan toleran sebagai wujud islam yang berkemajuan,” jelasnya.
Sementara Gubernur Maluku, Murad Ismail dalam sambutannya mengatakan bahwa pendidikan merupakan investasi yang utama demi masa depan. Lewat pendidikan yang berkualitas dapat menghadirkan SDM yang bermutu dan memberi kontribusi pada pembangunan masa depan Maluku.
Murad Ismail menyampaikan atas nama Pemerintah Provinsi Maluku menyambut gembira hadirnya UNIMMA yang secara resmi telah memperoleh izin operasional dari Kemendikbud. Ia berharap UNIMMA dapat melengkapi keberadaan Perguruan Tinggi yang ada di Maluku dan menjadi pusat pengembangan SDM terutama di bidang kemaritiman.
“Kehadiran UNIMMA harus memberikan penguatan bagi univeritas lainnya yang ada di Maluku. Pemprov Maluku akan terus memberikan dukungan, untuk itu mari terus tingkatakan komunikasi, koordinasi dan kolaborasi sebagai mitra strategis pemerintah daerah dalam sektor pembangunan Maluku sebagai wujud meningkatkan mutu Pendidikan di Maluku,” tutupnya. (ppm/diko)