Senator Republik Melawan Pemakzulan Trump
Senator Republik mempertanyakan mengapa seorang yang sudah tak menjabat dimakzulkan?
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Semakin banyak Senator dari Partai Republik yang menentang sidang pemakzulan Donald Trump kedua. Hal ini menunjukkan tanda-tanda upaya menuntut pertanggungjawaban dari mantan presiden Amerika Serikat (AS) tersebut atas penyerangan terhadap Capitol Hill pada awal bulan ini meredup.
Sebelumnya House of Representative yang dikuasai Demokrat berharap mendapat dukungan kuat dari Partai Republik untuk menuntut pertanggungjawaban Trump atas kerusuhan 6 Januari lalu.
Pada Senin (25/1) House menyerahkan dakwaan 'penghasutan pemberontakan' ke Senat. Jika dakwaan ini lolos dan mayoritas senat setuju, maka Trump akan dilarang maju lagi dalam pemilihan presiden ke depan.
Namun semangat Partai Republik untuk mengecam Trump tampaknya sudah mendingin. Sekarang Trump sudah tidak lagi menjabat.
Senator-senator Partai Republik yang menjadi juri dalam sidang pemakzulan tersebut mendukung pembelaan Trump seperti yang mereka lakukan di sidang pemakzulan yang pertama. "Saya pikir sidang itu bodoh, saya pikir kontra-produktif, dalam kesempatan pertama saya dapat memilih saya akan akhiri sidang ini, saya akan mencoba melakukannya," kata Senator dari Florida, Marco Rubio.
Debat sidang di Senat akan dimulai pada 8 Februari mendatang. Pemimpin kedua partai sepakat untuk menunda sidang tersebut demi memberi tim pembela Trump dan jaksa dari House waktu untuk menyiapkan pembelaan dan pembuktian mereka. Serta waktu bagi Senat untuk mengonfirmasi sejumlah calon kabinet yang ditunjuk Presiden Joe Biden.
Partai Demokrat mengatakan dengan tambahan waktu itu mereka dapat menemukan lebih banyak bukti Trump telah menghasut pendukungnya menyerang Capitol Hill untuk mencegah Kongres meresmikan kemenangan Biden dalam pemilihan presiden bulan November mendatang. Sementara Partai Republik dapat memperkuat pembelaan mereka.
Pemungutan suara di pra-sidang untuk membatalkan sidang ini mungkin akan gagal. Mengingat sekarang Partai Demokrat yang menguasai Senat. Namun Partai Republik mengindikasi banyak Senator mereka yang akan memilih untuk membebaskan Trump.
17 Senator Republik
Partai Demokrat yang berkuasa perlu 17 suara Senator Partai Republik untuk memvonis Trump di sidang pemakzulan. Namun saat House memakzulkan Trump pada 13 Januari lalu, satu pekan usai penyerangan ke Capitol Hill, Senator Tom Cotton dari Partai Republik mengaku tidak yakin Senat memiliki wewenang untuk memvonis Trump usai tidak lagi menjabat.
"Semakin sering saya bicara dengan senator Partai Republik lainnya, semakin banyak yang yakin dengan hal itu," katanya.
"Saya pikir banyak masyarakat Amerika yang merasa aneh bila Senat menghabiskan waktu untuk memvonis dan mencopot orang dari jabatan yang sudah ia tinggalkan satu pekan yang lalu," tambahnya.
Partai Demokrat membantah argumen tersebut dengan menunjukkan pemakzulan menteri perang pada 1876 yang sudah mengundurkan diri. Fakta ini didukung banyak akademisi. Demokrat juga menekankan penyerangan 6 Januari lalu adalah serangan pertama terhadap Capitol Hill sejak Perang 1812.
Partai Demokrat yakin perusuh didorong oleh hasutan Trump yang meminta pendukungnya 'bertarung mati-matian' menentang hasil pemilu. Karena itu Partai Demokrat yakin Trump harus dimakzulkan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.