Selandia Baru akan Tetap Tutup Perbatasan Tahun Ini

Selandia Baru akan buka koridor perjalanan dengan Australia dan negara Pasifik

123rf.com
Kota Queenstown di Selandia Baru.
Rep: Lintar Satria Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan negaranya akan tetap menutup perbatasan di sebagian besar tahun 2021. Tetapi ia ingin membuka koridor perjalanan dengan Australia dan negara-negara Pasifik lainnya.

Baca Juga


Ardern mengatakan pihak berwenang kesehatan Selandia Baru mungkin sudah menyetujui vaksin Covid-19 pada awal pekan depan. Tekanan masyarakat untuk memulai program vaksinasi semakin menguat terutama setelah negara itu menemukan kasus baru setelah tanpa kasus positif Covid-19 selama berbulan-bulan.

"Mengingat risiko dunia di sekitar kita dan ketidakpastian vaksin global, kami dapat memperkirakan dampak terhadap perbatasan kami di sebagian besar tahun ini," kata Ardern dalam konferensi pers seperti dikutip Daily Sabah, Selasa (26/1).

Ardern mengatakan agar perbatasan dapat dibuka kembali pemerintah harus yakin warga yang sudah divaksinasi tidak lagi menularkan Covid-19 ke orang atau sudah cukup banyak populasi yang divaksinasi. Sehingga, wisatawan dapat berkunjung dengan aman ke Selandia Baru. Tapi kedua hal itu membutuhkan waktu.

"Sementara itu kami melanjutkan upaya untuk menggelar koridor perjalanan dengan Australia dan negara-negara Pasifik, tapi seluruh dunia yang lain masih menimbulkan resiko yang terlalu besar bagi kesehatan dan ekonomi kami di tahap saat ini," ujarnya.

 

Baru-baru ini, Selandia Baru melaporkan seorang perempuan yang baru pulang dari Afrika Selatan positif varian baru virus corona. Kasus tersebut memicu Australia menangguhkan koridor perjalanan dengan Selandia Baru selama 72 jam.

Ardern mengatakan regulator obat-obatan Selandia Baru, Medsafe sedang bekerja mengeluarkan izin resmi untuk vaksin yang dikembangkan Pfizer dan BioNTech. Vaksin pertama akan tiba di Selandia Baru pada akhir kuartal pertama tapi pemerintah ingin segalanya sudah disiapkan sebelum vaksin tiba.

Selandia Baru berhasil menahan laju penyebaran virus selama berbulan-bulan dengan respon cepat dan kebijakan peraturan pembatasan sosial yang ketat. Selandia Baru melaporkan dua kasus baru di fasilitas isolasi dan tidak akan kasus baru di masyarakat. Negara itu hanya melaporkan 1.934 kasus infeksi dan hanya 65 diantaranya yang masih aktif. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler