Luhut Bandingkan Jumlah Kasus Covid Indonesia dengan Belanda

Banyak orang menyalahkan pemerintah saat kasus positif covid-19 menyentuh angka 1 jut

Dok. Kementan
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meninjau teknologi alat mesin pertanian (alsintan) di Balai Besar Pengembangan Mekansiasi Pertanian (BBP Mektan), Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (27/1).
Rep: Muhammad Nursyamsi Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menilai, terkadang Indonesia tidak percaya akan kemampuan sendiri, termasuk dalam penanganan covid-19. Luhut mengatakan, banyak orang yang selalu menyalahkan pemerintah saat kasus positif covid-19 di Indonesia menyentuh angka 1 juta. 


Padahal, kata Luhut, Belanda dengan jumlah penduduk yang jauh lebih kecil dibandingkan Indonesia juga memiliki jumlah kasus yang sama. "Bukan kita merendahkan (angka covid-19), tidak, tapi kadang-kadang kita merendahkan diri kita sendiri," ujar Luhut saat meninjau teknologi alat mesin pertanian (alsintan) di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBPMP), Badan Litbang Pertanian, Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (27/1).

Kata Luhut, pujian justru datang dari negara lain terhadap upaya pemerintah dalam penanganan covid-19. Belum lama ini, Luhut mengaku, mendapatkan apresiasi dari jurnalis internasional yang menyebut pemerintah Indonesia mampu menjaga keseimbangan ekonomi dan kesehatan dalam menangani covid-19.

Luhut tak menampik jika penanganan covid-19 harus terus mendapat perbaikan. Namun begitu, penanganan yang dilakukan Indonesia relatif lebih baik dibandingkan global.

"Kalau kurang ini, kurang itu, ngomongnya gampang, segala macam ahli sudah kita dengarkan. Namun, mungkin eksekusi dan disiplin kita yang masih kurang," ucap Luhut.

Presiden Jokowi, kata Luhut, meminta penanganan covid lebih terintegrasi hingga ke tingkat RT dan RW. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler