Fase Purnama di Atas Ka'bah, Waktunya Luruskan Kiblat

Masyarakat Makkah akan mengalami fenomena langka Malam Tanpa Bayangan.

EPA-EFE/SAUDI MINISTRY OF MEDIA
Fase Purnama di Atas Ka'bah, Waktunya Luruskan Kiblat. Sebuah foto yang dirilis oleh Kementerian Media Saudi menunjukkan proses penggantian kain kiswah Kabah yang baru di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Kamis (30/7).
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat yang berada di Makkah, Arab Saudi, akan mengalami fenomena langka Malam Tanpa Bayangan (MTBB), Jumat (29/1) dini hari. Sekitar pukul 00:43 waktu setempat atau 04:43 WIB, bulan akan memasuki fase purnama.

Baca Juga


Dilansir di laman resmi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), MTBB adalah malam dimana bulan memasuki fase purnama. Posisi bulan berada tepat di atas zenit (tepat berada di atas kepala kita), sehingga seolah-olah tidak ada bayangan yang terbentuk.

MTBB dapat diketahui apabila nilai deklinasi bulan sama dengan lintang geografis pengamat. Hal ini juga terjadi pada momen Hari Tanpa Bayangan Matahari (HTBM).

Fenomena ini dapat digunakan sebagai momen untuk meluruskan arah kiblat di belahan dunia yang mengalami waktu malam, selama bulan belum terbenam. Momen ini layak untuk digunakan sebaik-baiknya, mengingat posisi bulan tepat di atas Ka'bah atau arah kiblat umat Muslim seluruh dunia.

Meski demikian, bagi masyarakat Indonesia yang yang berada di sebagian Provinsi Maluku, Papua Barat dan Papua, tidak dapat menjalankan proses ini. Ini disebabkan bulan di daerah ini telah terbenam terlebih dahulu.

 

Bagi masyarakat yang tinggal di Pulau Halmahera, Pulau Timor, Pulau Rote, Pulau Buru, Pulau Seram bagian barat, Kepulauan Sula bagian timur dan Kepulauan Lembata, posisi bulan dan matahari akan bersama-sama di atas ufuk ketika MTBB di Ka'bah berlangsung.

Posisi ini dikenal juga sebagai selenelion, singkatan dari selena atau bulan dan helion atau matahari. Adapun fenomena MTBB ini terjadi selama 147 menit setelah puncak fase purnama yang terjadi pada pukul 22.16.10 Waktu Saudi. Dengan posisi ini, piringan bulan yang menghadap bumi akan bercahaya dengan luasan 99,87 persen dan diameter sudut 0,52 derajat.

Fenomena ini pernah terjadi sebelumnya pada pertengahan bulan Dzulhijjah 1394 H atau 29 Desember 1974. Berikutnya, fenomena ini terjadi pada Muharram 1335 H atau 10 November 1916.

LAPAN memperkirakan nantinya fenomena yang sama akan terjadi pada Dzulhijjan 1459 H atau 21 Januari 2038. MTBB di atas Ka'bah merupakan momen yang relatif jarang terjadi. Hal ini disebabkan orbit bulan yang miring 5,1 derajat terhadap poros bumi.

 

Selain itu, siklus purnama ayang rata-rata terjadi setiap 29,5 hari ini disebut lebih panjang dibandingkan siklus ketika bulan berada di atas Ka'bah, yakni 27,3 hari sekali. Dengan catatan ini, diketahui tidak setiap purnama bertepatan ketika bulan berada di atas Ka'bah. 

Bulan purnama - (AP Photo/Charlie Riedel)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler