Gubernur Jatim Dorong Percepatan Vaksinasi Nakes

Khofifah mengatakan percepatan itu agar masyarakat bisa divaksinasi Covid

Edwin Dwi Putranto/Republika
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa
Red: Bayu Hermawan

REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mendorong percepatan vaksinasi terhadap tenaga kesehatan agar vaksinator bisa segera melakukan vaksinasi untuk masyarakat yang lainnya.

Baca Juga


"Kalau sekarang tenaga kesehatan dilakukan vaksinasi. Nanti dipetakan mana saja yang belum. Mana saja yang masih hamil dan menyusui, termasuk juga komorbid," kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat meninjau proses vaksinasi terhadap tenaga kesehatan di Rumah Sakit Delta Surya Sidoarjo, Ahad (31/1).

Ia mengatakan saat ini di Sidoarjo juga dilakukan penambahan tenaga vaksinator, dari 420 orang bertambah menjadi 890 orang yang akan membantu proses percepatan vaksinasi di setiap fasilitas kesehatan. "Ada 9.898 orang lebih yang masuk dalam sistem informasi SDM kesehatan dan sudah 61, 07 persen tenaga kesehatan (nakes) di Sidoarjo yang sudah divaksin Sinovac," ucapnya.

Gubernur Jatim minta vaksinasi kepada tenaga kesehatan di Sidoarjo bisa segera rampung. Kemudian dilanjutkan vaksinasi kepada para awak media atau wartawan karena termasuk garda terdepan dalam memberikan layanan publik. 

"Vaksinasi di Jawa Timur ini memang harus kita lakukan koordinasi lebih masif lagi, lebih signifikan lagi setelah tahap pertama untuk nakes, tahap kedua untuk semua yang memberikan layanan publik. Saya sudah komunikasi dengan kepala dinas kesehatan Jatim, termasuk yang memberikan layanan publik di garda terdepan adalah teman-teman jurnalis," katanya.

Khofifah mengatakan, pihaknya sudah koordinasi dengan ketua PWI Jawa Timur untuk dimungkinkan pemprov bisa mendapatkan data-data jurnalis untuk bisa dilakukan record, kalau nanti masuk tahap kedua vaksinasi untuk teman-teman jurnalis datanya sudah terecord.

Kunjungan Khofifah ke Sidoarjo juga ingin melihat dan memastikan faskes yang sudah siap, berapa yang sudah jalan. Dari faskes yang sudah jalan bagaimana progresnya dan yang belum jalan apa masalahnya. Selain itu, dari yang sudah masuk di sistem informasi SDM kesehatan tapi gagal divaksin apa kendalanya dan mencari solusinya.

"Tadi antara lain data sudah terekam ternyata penyintas, seperti saya. Lalu ada lagi karena menyusui, lalu ada lagi karena hamil misalnya. Hal-hal seperti ini kan sudah harus diganti," ujarnya.

Oleh karena itu, kata dia, sekarang manual sistem diberikan ruang oleh Kementerian Kesehatan. "Sebetulnya sekarang kita bisa menghitung berapa yang tidak dimungkinkan untuk divaksin karena hal-hal tertentu yang tadi, yang saya sampaikan," katanya.

Khofifah minta kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo untuk melakukan evaluasi harian. Evaluasi harian menjadi penting untuk bisa melakukan monitoring, paling tidak dua minggu pertama pelaksanaan vaksinasi."Pemprov akan melakukan evaluasi (pertemuan) mingguan," ucapnya.

Sementara itu, Penjabat Bupati Sidoarjo Hudiyono usai mendampingi kunjungan Gubernur Jatim menyampaikan pihaknya akan mengoptimalkan tenaga kesehatan yang dibutuhkan untuk penambahan vaksinator. "Kuncinya ada di penambahan jumlah vaksinator. Ibu gubernur minta setiap fasilitas kesehatan harus ada vaksinatornya dan kita akan percepat itu. Berikutnya evaluasi harian juga kami lakukan, nakes yang tidak bisa melakukan vaksinasi karena terkendala akan kami ganti," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler