Mahasiswa Turki Protes Penunjukan Rektor oleh Erdogan
Penunjukan rektor dinilai mahasiswa tidak demokratis
REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Polisi Turki menahan 159 orang yang melakukan aksi protes menentang penunjukkan rektor baru oleh Presiden Tayyip Erdogan di Universitas Bogazici, Senin (1/2). Mahasiswa Universitas Bogazici memulai aksi protes mereka hampir sebulan yang lalu ketika penunjukkan Melih Bulu sebagai rektor tidak demokratis.
Dalam sebuah pernyataan, kantor gubernur Istanbul mengatakan 159 orang ditahan karena tidak mengakhiri demonstrasi di depan Universitas Bogazici meskipun ada peringatan. Kantor gubernur menambahkan, pihaknya telah meluncurkan penyelidikan.
Sebelumnya, lebih dari 100 polisi berkumpul di pintu masuk utama kampus. Mereka mengizinkan mahasiswa untuk masuk dan memeriksa identitas mereka. Tetapi polisi melarang beberapa mahasiswa masuk ke kampus termasuk beberapa anggota parlemen, terutama dari Partai Demokratik Rakyat (HDP) yang pro-Kurdi. Polisi memasang pagar di trotoar jalan yang menuju kampus. Sejumlah pengunjuk rasa mulai meneriakkan yel-yel dan berjalan menuju barikade polisi.
Pemimpin oposisi utama Partai Rakyat Republik (CHP) Kemal Kilicdaroglu mengkritik penahanan demonstran. Dia meminta agar rektor yang terpilih untuk mengundurkan diri agar situasi tidak semakin memburuk.
Sementara itu, Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu mengatakan, dia telah berbicara dengan pihak berwenang untuk menjalin dialog dengan pengunjuk rasa. Imamoglu akan bertemu dengan mahasiswa Universitas Bogazici pada Selasa (2/2) untuk mendengarkan tuntutan mereka.
Melih Bulu adalah rektor pertama yang dipilih dari luar universitas sejak kudeta militer Turki pada 1980. Bulu bergabung dengan Partai AK, yakni partai berkuasa dalam pemilihan parlemen 2015.