Pemerintah Biden tak Mau Tergesa Jalin Hubungan dengan China

Biden telah berbicara dengan sejumlah pimpinan negara selain presiden China.

AP/Evan Vucci
Presiden Joe Biden menyampaikan sambutannya tentang kesetaraan rasial, di Ruang Makan Negara Gedung Putih, Selasa, Januari. 26, 2021, di Washington.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengindikasikan bahwa mereka tidak terburu-buru untuk kembali menjalin hubungan dengan China. Sejak menjabat sebagai presiden, Biden telah berbicara dengan sejumlah pimpinan negara, tetapi dia belum melakukan pembicaraan dengan Presiden China Xi Jinping. 

Baca Juga


Pemerintahan Biden belum sepenuhnya mengartikulasikan strateginya terhadap China. Namun, pemerintahan Biden telah mengisyarakatkan akan melanjutkan pendekatan kepada China. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan, pembicaraan dengan negara sekutu dan mitra menjadi prioritas dalam pemerintahan Biden. 

“Jadi, sebagai langkah pertama kami ingin memastikan bahwa kami sejalan dengan sekutu tersebut, sejalan dengan mitra tersebut, dan kemudian anda dapat berharap bahwa akan ada keterlibatan di beberapa area dengan China," ujar Price.

Sebelumnya, Direktur Komisi Urusan Luar Negeri Partai Komunis China, Yang Jiechi meminta Beijing dan Washington memperbaiki kembali hubungan ke jalur yang semestinya. Yang menegaskan kembali bahwa China siap bekerja sama dengan AS untuk memajukan hubungan yang tanpa konflik, tidak ada konfrontasi, saling menghormati, dan kerja sama yang mengedepankan win-win solution. Namun di sisi lain, Yang meminta agar AS tidak mencampuri urusan internal China termasuk masalah Hong Kong, Tibet, Xinjiang dan kedaulatan China. 

Ketika dimintai komentar mengenai pernyataan Yang, Price mengatakan, China harus menghentikan tekanan militer, diplomatik, dan ekonomi terhadap Taiwan. Price menyarankan agar China terlibat dalam dialog dengan kepemimpinan Taiwan yang terpilih secara demokratis. 

 

Secara terpisah, Price mengatakan Washington "sangat prihatin" dengan upaya China melecehkan pengacara yang mewakili 12 orang Hong Kong yang dihukum setelah mencoba melarikan diri ke Taiwan dengan perahu.

"Kami mendesak Beijing untuk menghormati hak asasi manusia dan supremasi hukum dan segera memulihkan kredensial hukum mereka," ujar Price. 

Di bawah pemerintahan mantan Presiden Donald Trump, hubungan AS dengan China jatuh ke titik terendah sejak pembentukan hubungan diplomatik pada 1979. Kedua belah pihak berselisih mengenai berbagai masalah mulai dari perdagangan dan teknologi hingga Hong Kong, Taiwan dan Xinjiang, dan Laut China Selatan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler