Eropa Berusaha Tarik AS Kembali ke Kesepakatan Nuklir Iran
Sejak AS hengkang, Iran mulai tak mematuhi satu per satu komitmen perjanjian nuklir
REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Uni Eropa berupaya menarik kembali Amerika Serikat (AS) ke dalam kesepakatan nuklir Iran atau dikenal dengan istilah Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Sejak AS hengkang, Iran mulai tak mematuhi satu per satu komitmen dalam perjanjian tersebut.
"Utusan Tinggi (Uni Eropa) Josep Borell sebagai koordinator kesepakatan nuklir bekerja sangat keras dan dia selalu berhubungan dengan mitra dari negara-negara peserta JCPOA, juga dalam pemerintahan baru (AS), dengan prioritas untuk memastikan kemungkinan kembalinya AS ke kesepakatan dan mengembalikan Iran dengan kepatuhan penuh,” kata Juru Bicara Uni Eropa Peter Stano saat diwawancara Al Arabiya, Selasa (2/2).
Stano mengakui bahwa Iran memang mulai mengendurkan kepatuhannya terhadap JCPOA. Namun dia menyebut Teheran masih jauh dari pelanggaran penuh. Artinya, masih banyak elemen dalam JCPOA yang ditaati Iran.
“Untuk menjaga agar ada pelanggaran penuh, Iran perlu melakukan langkah-langkah yang lebih dramatis. Bagi kami yang terpenting adalah penilaian Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) yang masih memiliki akses penuh, yang masih bisa memverifikasi segala sesuatu yang perlu diverifikasi berdasarkan kesepakatan," kata Stano.
JCPOA disepakati di Wina, Austria, pada Juli 2015. Selain Iran, peserta dari perjanjian tersebut adalah lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB plus Jerman dan Uni Eropa. Tujuan dari JCPOA adalah mengatur aktivitas nuklir Iran. Imbalannya, sanksi ekonomi terhadap negara tersebut dicabut.
Pada Mei 2018, mantan presiden AS Donald Trump menarik mundur negaranya dari JCPOA. Menurut dia, JCPOA adalah kesepakatan terburuk dalam sejarah karena tidak turut mengatur program rudal balistik Iran dan perannya di kawasan. Sejak mundur dari perjanjian itu, AS kembali menjatuhkan sanksi ekonomi berlapis terhadap Iran.
Trump kemudian meminta JCPOA direvisi dengan imbalan pencabutan sanksi, tapi Iran dengan tegas menolak. Presiden AS Joe Biden telah mengutarakan keinginannya untuk membawa negaranya bergabung kembali dengan JCPOA.