Pakistan Setuju Vaksin Rusia untuk Penggunaan Darurat
Pakistan telah meluncurkan program vaksinasi dengan 500 ribu dosis Sinopharm.
REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pakistan menyetujui vaksin Covid-19 dari Rusia, Sputnik V, untuk penggunaan darurat setelah sebelumnya memberikan izin yang sama untuk vaksin yang dikembangkan Sinopharm China dan AstraZeneca/Universitas Oxford.
"Sputnik telah menerima EUA (otorisasi penggunaan darurat)," kata Menteri Kesehatan Pakistan Faisal Sultan melalui pesan teks kepada Reuters, Selasa (9/2).
Vaksin Sputnik V diberikan dalam dua suntikan yang berselang tiga minggu. Vaksin ini memiliki masa simpan enam bulan pada suhu minus 18 Celsius.
Otorisasi kepada M / s AGP Ltd, Karachi sebagai pemilik tunggal Dana Investasi Langsung M / s Rusia berlaku hingga 1 April 2021. Vaksin itu digunakan untuk imunisasi individu di atas usia 18 tahun.
Kandidat vaksin keempat, yang dikembangkan oleh CanSino Biologics Inc (CanSinoBIO), juga telah menyelesaikan uji klinis di negara Asia Selatan berpenduduk 220 juta orang itu. Vaksin CanSinoBio menunjukkan kemanjuran 65,7 persen dalam kasus simptomatik dan tingkat keberhasilan 90,98 persen pada kasus parah dalam analisis sementara uji coba global.
Sultan mengatakan kemanjurannya dalam mencegah kasus bergejala adalah di Pakistan, yakni 74,8 persen dan 100 persen untuk mencegah penyakit parah. Regimen dosis tunggal CanSinoBio dan persyaratan penyimpanan di lemari es normal dapat menjadikannya pilihan yang disukai di banyak negara.
AJ Pharma memimpin uji coba CanSinoBio untuk mengimpor botol vaksin pada awalnya sebelum mengisinya di Pakistan, perusahaan pertama yang melakukannya secara lokal. Sultan mengatakan Pakistan bisa mendapatkan vaksin itu "dalam kisaran puluhan juta" dosis berdasarkan kesepakatan dengan perusahaan China itu.
Pakistan telah meluncurkan program vaksinasi dengan 500 ribu dosis Sinopharm yang disumbangkan oleh sekutu lamanya China. Pakistan memberikan suntikan kepada petugas kesehatan garis depan sebagai prioritas. Pakistan juga telah mengamankan 17 juta dosis vaksin AstraZeneca di bawah skema global COVAX untuk memberikan perawatan terhadap virus corona ke negara-negara berkembang.