Sarah Al Amiri, Perempuan di Balik Misi Dunia Arab ke Mars
Uni Emirat Arab menjadi negara kelima yang menempatkan pesawat di orbit Mars.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesawat Uni Emirat Arab (UEA) Hope berhasil memasuki orbit di sekitar Mars pada Selasa (9/2). Ada sosok perempuan di balik misi antariksa yang sudah dirancang sejak 2014 ini.
Adalah Sarah binti Yousif Al Amiri, yang memimpin misi sains sebagai wakil manajer proyek. Dilansir dari The Print, dia adalah seorang insinyur komputer dan juga Menteri Negara untuk Ilmu Pengetahuan Maju pertama di UEA.
Al Amiri (33 tahun), juga menjabat sebagai ketua badan antariksa UEA Mohammed Bin Rashid Space Center (MBRSC), yang mengembangkan pengorbit Hope (atau Al Amal). Hope atau Al Amal dibuat dari kerja sama dengan Universitas Colorado Boulder, Universitas California-Berkeley, dan Arizona State University.
Al Amiri, kelahiran Iran, adalah salah satu menteri termuda di dunia. Dia juga sosok termuda yang memimpin badan antariksa.
Dia mengawali karier sebagai insinyur dirgantara di UEA. Setelah lulus dengan gelar BSc di bidang Teknik Komputer pada tahun 2008 dari American University di Sharjah, dia bekerja sebagai insinyur program di Emirates Institution for Advanced Science and Technology (EIAST) selama dua tahun.
Di EIAST, dia bekerja pada DubaiSat-1 dan DubaiSat-2, dua satelit pertama negara itu. Dia juga merupakan bagian dari tim yang mengembangkan KhalifaSat atau DubaiSat-3, dan bekerja sebagai direktur divisi Advanced Aeronautical Systems.
Al Amiri kemudian memperoleh gelar M.Sc. di bidang teknik komputer pada tahun 2014 dari universitas yang sama. Dia sekaligus juga bekerja sebagai Kepala Ilmu Antariksa di MBRSC. Dia mendirikan unit penelitian dan pengembangan dan menjadi sebagai direktur di sana.
Pada tahun 2014, Al Amiri menjadi manajer program untuk sistem udara canggih di pusat luar angkasa negara. Dia bertanggung jawab untuk mengumpulkan tim teknik untuk badan antariksa. Dia kemudian diangkat sebagai kepala Dewan Sains Emirates pada tahun 2016. Pada 19 Oktober 2017, Al Amiri menjadi Menteri Negara Ilmu Pengetahuan Maju pertama di negara itu,. Pada Agustus 2020, ia menjadi Ketua Badan Antariksa UEA.
"Tim sains misi ini terdiri dari 80 persen perempuan. Mereka berada di sana berdasarkan prestasi dan berdasarkan apa yang mereka kontribusikan terhadap desain dan pengembangan misi," katanya kepada Deutsche Welle.