Ibra Dianggap Pengecualian dalam Rencana Besar Milan

Kehadiran Zlatan Ibrahimovic di tim utama I Rossoneri merupakan pengecualian

EPA-EFE/MATTEO BAZZI
Zlatan Ibrahimovic dari AC Milan bersorak gembira setelah mencetak gol 0-1 pada pertandingan sepak bola perempat final Piala Italia antara FC Inter dan AC Milan di stadion Giuseppe Meazza di Milan, Italia, 26 Januari 2021.
Rep: Reja Irfa Widodo Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID,  MILAN -- Direktur Eksekutif AC Milan, Ivan Gazidis, mengakui, kehadiran Zlatan Ibrahimovic di tim utama I Rossoneri merupakan pengecualian dari semua aturan, rancangan strategi, dan rencana jangka panjang Milan untuk kembali berada dalam jajaran klub elit Eropa.

Baca Juga


Saat ini, tutur Gazidis, Milan tengah berada dalam langkah awal untuk bisa kembali merajut kesuksesan. Gazidis dipercaya menjabat Direktur Eksekutif Milan pada akhir 2018 silam.

Terlepas berbagai kontroversi soal keputusan-keputusannya, termasuk dengan rencananya merekrut Ralf Rangnick, Gazidis dinilai mampu mengangkat performa I Rossoneri. Pada musim pertama Gazidis menjabat sebagai CEO, Milan bertengger di peringkat kelima klasemen akhir Liga Italia atau posisi terbaik Italia dalam enam tahun sebelumnya.

Mantan Direktur Eksekutif Arsenal itu pun membawa sejumlah perubahan, terutama dalam strategi perekrutan pemain. I Rossoneri mulai berburu para pemain-pemain muda. 

Bahkan, dengan rataan usia pemain, termasuk pemain cadangan, yang mencapai 23 tahun 271 hari, Milan memiliki skuat termuda di pentas Serie A musim ini. Milan juga mencatatkan rekor dengan starting line-up termuda di pentas Liga Italia pada musim ini.

Tim besutan Stefano Pioli menurunkan 11 pemain dengan total rataan usia mencapai 22,8 tahun saat membungkam Spezia, 3-0, pada giornata ketiga Serie A, awal Oktober silam. Meski diisi pemain-pemain muda, Milan tetap mampu tampil impresif di pentas Serie A musim ini.

I Rossoneri bahkan memimpin klasemen semnetara Serie A sejak kompetisi sepak bola paling elit itu memasuki giornata keempat. Hingga Serie A menuntaskan giornata ke-21, Milan belum tergoyahkan sebagai Capolista dengan keunggulan dua poin dari rival sekotanya, Inter Milan, yang duduk di posisi runner-up.

Gazidis pun mengakui, ambisi besarnya untuk bisa membawa Milan ke jajaran klub papan atas. Ambisi itulah yang diwujudkan pria berpaspor Inggris itu lewat berbagai kebijakan dan aturan, terutama dalam perekrutan pemain.

 

Gazidis pun membayangkan Milan sebagai klub yang modern dan progresif.

''Saya sudah merasa menjadi bagian dari kota ini. Saya datang ke Milan, karena memiliki mimpi besar. Saya ingin ambil bagian dalam upaya klub ini berada di jajaran elit klub raksasa Eropa. Saya ingin mewujudkan Milan yang modern dan progresif. Saat ini, kami sudah menapaki langkah awal dari rencana itu,'' tutur Gazidis seperti dilansir Football Italia, Kamis (11/2).

Kendati begitu, Gazidis mengakui, ada sedikit pengecualian terkait aturan dan rencana besar AC Milan tersebut. Salah satunya adalah saat Milan merekrut Zlatan Ibramimovic dengan status free transfer pada pertengahan musim lalu.

Meski sempat menolak rencana perekrutan Ibra tersebut, tapi Gazidis akhirnya bergeming dan menerima kehadiran Ibra. Kehadiran Ibra memang sempat menjadi sorotan. Pasalnya, pada saat direkrut I Rossoneri, striker asal Swedia itu telah berusia 39 tahun.

Hal ini tentu berbeda dengan kebijakan dan rencana Milan dalam perekrutan pemain. Kendati begitu, kehadiran Ibra terbukti mampu mengangkat performa Milan. Eks striker Juventus dan Inter Milan itu menjadi andalan baru di lini serang I Rossoneri dan dianggap mampu menyuntikan mentalitas juara buat para penggawa-penggawa muda Milan.

Pun dalam hal performa. Meski telah berusia 39 tahun, Ibra telah mengemas 27 gol dari 37 penampilan di semua ajang dalam kesempatan keduanya memperkuat Milan, ''Bisa dibilang, Ibrahimovic adalah pengecualian dalam semua aturan,'' kata Gazidis.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler