Pandemi Persulit Pengobatan Kanker pada Anak

Kesulitan akses dapat menghambat proses pengobatan kanker anak.

Typesoftumors
Terapi radiologi untuk kanker. Ilustrasi
Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Medis Fungsional Anak/Kepala Bidang Medis RS Kanker Dharmais dr. Haridini Intan S. Mandi, Sp.A(K) mengakui pandemi COVID-19 menyulitkan akses pasien kanker anak untuk mendapatkan pengobatan. Ia mengatakan bahwa sebelum ada pandemi, kesulitan untuk mendapatkan pengobatan untuk kanker pada anak lebih terkait pada pengurusan BPJS Kesehatan.

Namun, saat ini pengobatan kanker dengan menggunakan BPJS Kesehatan sudah lebih baik dan lebih mudah. Kesulitan yang banyak dihadapi masyarakat saat ini lebih disebabkan oleh terbatasnya akses untuk mendatangi fasilitas kesehatan untuk penanganan kanker.

"Pada saat awal pandemi, itu kan ada PSBB besar-besaran dan di mana-mana orang tidak bisa mencapai tempat rujukannya, ke fasilitas kesehatan yang ada penanganan kanker anak. Itu sulit sekali. Kelihatan dari kunjungan pasien yang jadi berkurang drastis," kata Haridini, dalam konferensi pers BNPB untuk memperingati Hari Kanker Anak Internasional, Jakarta, Senin (15/2).

Baca Juga



Kesulitan tersebut, kata dia, dapat menghambat proses pengobatan. Kebanyakan pasien kanker anak datang ke fasilitas kesehatan untuk pengobatan sudah pada stadium yang lebih lanjut, sehingga penanganan menjadi lebih berat.


Padahal, jika penyakit kanker bisa dikenali lebih dini dan diobati lebih cepat, tingkat kesembuhannya bisa mencapai 80 persen.

"Kalau sudah terdiagnosis dan lebih cepat diobati tentu hasil (pengobatannya) lebih baik. Tapi kalau lebih lambat ya otomatis artinya ya 20 persennya, kalau misal (kanker) tumornya sudah besar," katanya.

Situasi semacam itu, kata Hardini, lebih dirasakan pada awal-awal pandemi. Tetapi untuk saat ini, ia mengatakan akses ke fasilitas pengobatan sudah lebih baik meski masih ada pemeriksaan ketat.

Untuk itu, ia mendorong kepada para orang tua yang anaknya menderita kanker untuk terus mendorong anaknya agar menjalankan pengobatan. Sebab, pengobatan penyakit kanker umumnya dilakukan dalam jangka panjang dan tidak boleh terputus.

Dengan terus menjalankan pengobatan, ia berharap anak-anak yang menderita kanker tersebut bisa memperoleh penanganan yang lebih baik dan memiliki tingkat kesembuhan yang lebih tinggi.

"Jadi kita harus tetap semangat menjalani pengobatan, cepat datang berobat, terus mengikuti pengobatan dan datang lebih awal sehingga hasilnya akan lebih baik, karena kanker itu bisa diobati," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler