Perempuan Lebih Rentan Cedera Saat Kecelakaan, Kenapa?
Perempuan tercatat 3 kali lebih sering mengalami cedera skala sedang dibanding pria.
REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK--Di sejumlah negara termasuk Amerika Serikat (AS), pria biasanya cenderung memilik durasi mengemudi yang lebih lama dibanding perempuan. Selain itu, pria juga dianggap lebih sering dengan sengaja mengendarai mobil dengan ugal-ugalan.
Tapi ternyata, jika dilihat dari sisi persentase cedera yang dialami, ternyata perempuan memiliki persentase yang lebih besar ketimbang laki-laki. Hal itu terungkap lewat studi yang digelar oleh Insurance Institute for Highway Safety (IIHS).
Dilansir dari Car and Driver pada Selasa (16/2), riset ini sendiri digali lewat catatan kepolisian soal kecelakaan frontal dan tabrak samping yang terjadi di AS pada 1998 hingga 2015. Dari studi itu, ditemukan bahwa perempuan tercatat tiga kali lebih sering mengalami cedera skala sedang dibandingkan pria.
Sedangkan untuk skala cedera serius, perempuan tercatat dua kali lebih sering dibanding pria.
Tapi, riset itu juga mengungkap bahwa penyebab utama ketimpangan itu bukanlah soal fisik perempuan dan laki-laki. Melainkan, pria kerap mengalami luka yang lebih ringan karena mayoritas pria lebih sering mengendarai kendaraan yang lebih besar.
Sehingga, kendaraan tersebut mampu memberikan perlindungan yang lebih baik bagi pengendaranya. Selain itu, saat terjadi kecelakaan, biasanya pria juga memiliki reflek yang cukup cepat dalam melakukan tindakan menyelamatkan diri.
Perpaduan soal preferensi kendaraan dan perilaku ini lah yang ditemukan sebagai penyebab mengapa perempuan lebih berpontensi untuk mengalami cedera yang lebih serius dibanding laki-laki.
Soal kecelakaan secara umum, kecelakaan lalu lintas di AS menyebabkan kematian 35 ribu jiwa tiap tahun. Hal ini pun mendorong otoritas lalu lintas AS untuk melakukan beragam upaya dalam menekan fatalitas tersebut.
National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) mencatat, konsumsi alkohol oleh pengendara jadi salah satu penyebab kecelakaan lalu lintas. Hal ini pun kemudian disoroti lewat sejumlah strategi demi dapat menekan faktor tersebut.
Hal ini juga didukung oleh Mothers Against Drunk Driving (MADD) lewat undang-undang yang mewajibkan NHTSA untuk membuat regulasi soal drunk-driving-prevention technology. Artinya, semua mobil baru akan diwajibkan untuk menerapkan fitur blood-alcohol test system.
Fitur ini dinilai cukup ampuh karena IIHS telah melakukan riset yang membuktikan bahwa drunk-driving-prevention technology mampu berperan dalam menekan 10 ribu kematian tiap tahun.