Satgas Wanti-Wanti Klaster Panti Jompo dan Panti Asuhan
Klaster panti dan rutan dinilai rawan penularan virus corona.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mewanti-wanti pemerintah daerah dan pengelola komunitas binaan untuk mengantisipasi munculnya klaster penularan virus corona. Komunitas binaan yang dimaksud, termasuk panti jompo, panti asuhan, hingga lembaga pemasyarakatan atau rumah tahanan.
"Akhir-akhir ini ditemukan beberapa kasus klaster di beberapa daerah khususnya kelompok populasi yang memiliki karakteristik serupa, yakni binaan pada suatu organisasi yang tinggal bersama. Contoh, klaster panti sosial di DKI Jakarta dan klaster pesantren di Tasikmalaya," ujar Wiku dalam keterangan pers, Selasa (16/2).
Ia menjelaskan, klaster di tengah komunitas binaan biasanya dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempat tinggal yang tertutup. Apalagi populasi yang ada biasanya tinggal secara bersamaan dalam satu ruangan.
"Mereka memiliki tingkat mobilitas yang minim. Namun hidup bersamaan dalam jarak yang sangat dekat. Jadi saat ada kasus aktif, dengan mudah virus menyebar dan memunculkan klaster," ujar Wiku.
Selain komunitas binaan yang memang tinggal dalam satu tempat bersamaan, populasi lain yang juga dinilai cukup rentan terhadap penularan Covid-19 adalah lansia dan orang dengan penyakit penyerta atau komorbid. Sementara populasi yang rentan akibat determinan sosial, di antaranya perempuan, wanita hamil, pekerja informal, dan anak-anak.
Kemudian apabila layanan kesehatan seperti RS tercurahkan untuk pasien Covid-19, maka pasien lain yang membutuhkan pengobatan rutin ikut terhambat. Misalnya, orang dengan disabilitas dan penderita HIV positif.
"Untuk itu kami mengajak masyarakat saling gotong royong khususnya posko setempat untuk melakukan upaya antisipatif memprioritaskan populasi rentan dalam mengurangi penularan, baik melalui promosi kesehatan yang disesuaikan karakteristik masing-masing populasi," katanya.