Penelitian: Kurma Bisa Gantikan Kafein dan Minuman Energi

Peneliti asal UNY menyebut infusa kurma bisa jadi suplemen peningkat stamina tubuh.

Pixy.org
Peneliti asal UNY menyebut infusa kurma bisa jadi suplemen peningkat stamina tubuh.
Rep: Wahyu Suryana Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Suplemen berenergi banyak beredar di pasaran Indonesia dengan berbagai jenis seperti kapsul, minuman dan serbuk. Tingkat konsumsi minuman berenergi dikalangan masyarakat cukup tinggi, terutama bagi mereka yang banyak beraktivitas.

Minuman itu dipercaya menambah energi dan jadi pemulih setelah beraktivitas yang umumnya berbahan vitamin, mineral, asam amino dan lain-lain. Tapi, terus menerus mengonsumsinya dapat menimbulkan masalah karena efek kafein dan kandungan gulanya.

Untuk itu, alternatif minuman berenergi yang relatif lebih aman sangat diperlukan yaitu dengan mengonsumsi bahan dari alam. Salah satunya aer nabeez yang merupakan minuman hasil rendaman buah kurma (Phoenix Dactylifera L.).

Dari sana, sekelompok mahasiswa Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) tertarik meneliti kandungan kurma itu sendiri. Fina Indriyani dari Prodi Pendidikan IPA, Ranum Wanudya dari Prodi Kimia dan Hendrianis Syafira dari Prodi Biologi.

Mereka meneliti potensi buah kurma, terutama infusa kurma sebagai suplemen peningkat stamina dalam tubuh. Fina mengatakan, buah kurma memiliki banyak kandungan seperti zat besi yang dapat meningkatkan kadar hemoglobin dalam tubuh.

"Selain itu, kurma mengandung protein, serat, glukosa, vitamin, biotin, niasin dan asam folat," kata Fina, Kamis (18/2).

Dalam buah kurma juga terdapat banyak kandungan kimia salah satunya senyawa fenolik dan flavonoid. Buah ini merupakan bahan pangan yang kaya zat gula, vitamin, mineral dan serat. Dalam beberapa varietas, kandungan zat gula dapat mencapai 88 persen.

Sisanya, 12 persen terdiri dari kandungan kimia lain seperti vitamin, mineral, serat dan lain-lain. Ranum menuturkan, kandungan nutrisi yang dimiliki buah kurma cukup banyak dibandingkan dengan makanan-makanan yang jadi sumber energi lainnya.

"Kurma kaya asam amino, asam lemak, berbagai mineral, vitamin dan serat makanan. Buah kurma juga mengandung senyawa fenolik, sehingga memiliki sifat antibakteri, antioksidan dan antijamur," ujar Ranum.

Baca Juga


Kandungan senyawa fenolik kurma totalnya sekitar 10,47-22,11 miligram per 100 gram. Kandungan flavonoid yang terkandung antara lain ada rutin, luteolin, iso kuersetin, kuersetin, dan apigenin yang berkisar antara 1,22 - 2,82 miligram per 100 gram.

Flavonoid adalah keluarga besar fenolik atau polifenol dengan aplikasi terapeutik luas, dan Quercetin salah satu flavonoid alami yang banyak tersebar. Hendrianis menerangkan, peningkatan stamina bisa terjadi dengan adanya aktivitas efek tonik.

Efek tonik dapat terjadi dengan adanya efek stimulan dari sistem saraf pusat yang ditimbulkan dari golongan psikostimulansia. Lalu, senyawa kimia yang dapat menjadi psikostimulansia atau menstimulasi sistem saraf merupakan alkaloid dan flavonoid.

Senyawa flavonoid memiliki efek stimulan karena menghambat fosfodiesterase, enzim yang memiliki tugas mengubah adenosine monofosfat siklik jadi AMP, mengaktivasi pembentukan glukosa 6 fosfat sebagai sumber energi tambahan bagi tubuh.

"Dapat membuat tubuh menjadi lebih aktif atau berefek stimulan," kata Hendrianis.

Mahasiswa memakai metode infusa dalam penelitian, yaitu merendam buah kurma dalam air. Metode ini dipilih karena mempunyai kelebihan seperti mudah dalam pembuatan
dan penggunaan, pelarutnya air tergolong murah dan umum dengan polaritas besar.

Berdasarkan penelitian disimpulkan infusa buah kurma mengandung senyawa flavonoid, khususnya jenis kuersetin, sehingga buah kurma dengan sediaan infusa berpotensi jadi obat peningkat stamina pengganti kafein dan minuman berenergi lainnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler