Anies: Lima Orang Meninggal Saat Banjir di Jakarta
Dari lima orang yang meninggal, empat diantarannya adalah anak-anak.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, banjir yang menerjang Jakarta kemarin, Sabtu (20/2), menelan lima korban jiwa. Empat di antaranya adalah anak-anak.
"Kita berduka cita bahwa ada korban meninggal. Jumlahnya lima orang dan empat dari lima orang ini adalah anak anak usia 7 tahun, 11, 13 tahun," kata Anies usai memantau Pintu Air Manggarai, Jakarta Pusat, Ahad (21/2).
Anies menjelaskan, anak-anak itu meninggal saat bermain air saat banjir berlangsung. Sebagian terseret arus. Ada pula yang terpeleset.
Anies mengaku sudah menginstruksikan jajarannya dan menghimbau masyarakat agar menghentikan anak-anak yang bermain saat banjir. "Tegur dan ajak untuk berhenti karena bermain-main di tempat seperti ini sering berisiko, ada lubang, ada arus yang tidak terduga, akhirnya terjadilah peristiwa yang tidak kita inginkan," ujar Anies.
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta, Sabdo Kurnianto mengatakan pihaknya telah mendistribusikan makanan dan perlengkapan untuk proses evakuasi maupun pembersihan."Sesuai instruksi Pak Gubernur, kami akan terus upayakan untuk penanganan dengan mengutamakan keselamatan jiwa," tutur Sabdo.
Berdasarkan data BPBD DKI, titik banjir mulai surut pada sejumlah wilayah Jakarta namun tercatat masih ada 49 rukun tetangga (RT) yang terdampak banjir dari jumlah total 30.470 RT atau 0,161 persen.
"Jumlah pengungsi sebanyak 1.722 jiwa dari 514 KK, semuanya dari wilayah Jakarta Timur. Dan masih ada 10 lokasi pengungsian yang juga disiapkan di wilayah Jakarta Timur," terang Sabdo.
Secara lebih rinci, wilayah yang masih tergenang di Jakarta Barat terdapat lima RW terdiri dari enam RT dengan ketinggian air 40-70 cm. Di Jakarta Selatan terdapat enam RW terdiri dari 11 RT dengan ketinggian air 40-90 cm. Kemudian di Jakarta Timur terdapat 12 RW terdiri dari 32 RT dengan ketinggian air 40-100 cm.
Total pengungsi keseluruhan berada di Jakarta Timur, yaitu 1.722 jiwa dari 514 KK.Sabdo menyatakan jajaran Pemprov DKI Jakarta masih terus berkolaborasi dengan unsur TNI/Polri, kelurahan setempat, relawan, hingga masyarakat untuk bersiaga menyiapkan seluruh potensi yang dimiliki untuk penanganan banjir dan genangan, dengan tetap mengutamakan keselamatan jiwa.
Kolaborasi lintas dinas dilakukan oleh Dinas Sumber Daya Air, Disgulkarmat, Dinas Lingkungan Hidup, hingga PPSU kelurahan agar penanganan genangan dan banjir dapat surut dalam waktu cepat, serta tidak ada korban jiwa. Selain itu juga memantau secara intensif perkembangan cuaca untuk merespon cepat dengan segala kondisi serta menggalang kekuatan dari berbagai sumber daya.
Sabdo mengimbau masyarakat Jakarta untuk tetap waspada. Jika terjadi keadaan darurat dapat menghubungi Call Center 112. Serta melaporkan jika menemukan genangan/banjir melalui aplikasi JAKI dan peta bencana, dan masyarakat diimbau untuk tetap menjalankan protokol kesehatan 3M. Selain itu,Pemprov DKI Jakarta meminta seluruh masyarakat untuk berkolaborasi bersama meringankan pengungsi di Ibu Kota. Saat ini kebutuhan mendesak yang diperlukan berupa logistik, perahu, makanan, minuman, medic kit, family kit, matras, selimut, dan masker.