Pengguna Apple Lebih Banyak Belanja Aplikasi Non-Gim

Peningkatan belanja non-gim pengguna Apple diyakini akibat pembatasan sosial

EPA
Toko Apple. Pengguna Apple diperkirakan akan menghabiskan lebih banyak uang untuk aplikasi seluler non-game hingga 2024. Menurut perusahaan analisis data SensorTower, karena gaya hidup selama pandemi membuat pengguna melihat aplikasi selain game yang membantu dengan layanan yang lebih penting.
Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengguna Apple diperkirakan akan menghabiskan lebih banyak uang untuk aplikasi seluler non-game hingga 2024. Menurut perusahaan analisis data SensorTower, karena gaya hidup selama pandemi membuat pengguna melihat aplikasi selain game yang membantu dengan layanan yang lebih penting.


Unduhan aplikasi untuk bisnis, pendidikan, kesehatan dan kebugaran telah mengalami lonjakan tajam karena kegiatan yang mengharuskan masyarakat tetap berada di rumah selama pandemi. Pada awal pandemi, dikutip dari Reuters, Selasa (23/2), pengguna menghabiskan lebih banyak uang untuk game seluler di App Store. 

Namun, karena pembatasan sosial yang diperpanjang, mengubah kehidupan kerja serta cara berkomunikasi, perhatian mereka beralih ke aplikasi berbagi foto dan video, kencan, konferensi video dan pesan instan. Saham perusahaan seperti Zoom Video Communications Inc dan Match Group serta perusahaan yang mendukung kegiatan "di rumah saja" lainnya melonjak tahun lalu.

 

SensorTower mengatakan pengeluaran konsumen untuk aplikasi seluler akan mencapai 270 miliar dolar AS atau Rp 3.813 triliun dalam lima tahun ke depan secara global, meningkat lebih dari tiga kali lipat jika dibandingkan dengan tahun 2020.

Pengguna Apple akan membelanjakan lebih banyak aplikasi Android di App Store yang diperkirakan menghasilkan 185 miliar dolar AS Rp2.612,6 triliun pendapatan global, menurut data. Pendapatan game akan terus mengambil bagian yang relatif lebih tinggi di Google Play store daripada di App Store, dengan proyeksi pangsa 71 persen dari game pada 2025 dibandingkan dengan 42 persen di App Store, kata SensorTower.

Perusahaan analisis data tersebut memperkirakan Eropa menjadi pasar utama selama lima tahun ke depan, dengan pertumbuhan pendapatan di benua itu kemungkinan akan melebihi pertumbuhan di Asia dan Amerika Utara. 

 

Unduhan di Eropa diperkirakan tumbuh menjadi 36,9 miliar pada 2025, dibandingkan dengan 28,4 miliar pada 2020, sementara pertumbuhan pendapatan diperkirakan akan meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 42 miliar dolar AS (Rp592,8 triliun) dalam lima tahun ke depan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler