Sri Mulyani: Tanpa Bansos Angka Kemiskinan RI 11,8 Persen

Sri Mulyani menyebut, bantuan sosial membantu sekitar 30 persen masyarakat miskin.

ANTARA/PUSPA PERWITASARI
Menteri Keuangan, Sri Mulyani
Rep: Novita Intan Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyatakan, saat ini kondisi masyarakat telah menunjukkan perbaikan, terutama dari sisi belanja. Hal ini karena pemerintah fokus terhadap program pemulihan ekonomi nasional (PEN) melalui bantuan sosial sehingga dapat mencegah kondisi buruk masyarakat akibat pandemi.

Baca Juga


Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, program PEN fokus terhadap bantuan sosial yang dapat mengurangi kemiskinan masyarakat akibat pukulan Covid-19. “Apabila pemerintah tidak melakukan pembangkitan bansos maka tingkat kemiskinan Indonesia melonjak 11,8 persen,” ujarnya saat konferensi pers virtual APBN KiTa, Selasa (23/2).

Sri Mulyani menyebut, bantuan sosial membantu sekitar 30 persen masyarakat miskin. Apabila tidak diperhatikan maka konsumsi rumah tangga bisa turun menjadi tujuh persen. 

Namun, menurutnya, bantuan sosial tidak menjadi satu-satunya untuk mengembalikan perekonomian Indonesia. Pemerintah pun berharap terjadi peningkatan konsumsi rumah tangga kelas menengah dan atas.

“Menahan belanja bukan karena pendapatan yang menurun tapi tidak bisa melakukan aktivitas,” ucapnya.

Oleh karena itu, Sri Mulyani menyatakan, penanganan Covid-19 menjadi keharusan untuk menciptakan kepercayaan diri kelompok menengah ke atas. “Ini yang diharapkan masyarakat paling rentan dan miskin dilindungi. Lalu, masyarakat menengah ke atas dilindungi melalui confidence Covid-19 terjaga, sehingga mereka bisa melakukan aktivitas, yaitu konsumsi dan membantu pemulihan ekonomi,” ucapnya.

 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), penduduk miskin per September 2020 sebanyak 27,55 juta jiwa atau meningkat 2,76 juta dibandingkan tahun sebelumnya. Pada periode ini tingkat kemiskinan menjadi 10,19 persen atau meningkat 0,97 poin persentase (pp) dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar 9,22 persen.

Dampak pandemi ini mulai dirasakan pada kuartal I 2020, yaitu persentase penduduk miskin naik menjadi 9,78 persen atau naik 0,37 pp dari Maret 2019. Secara jumlah orang, penduduk miskin pada September 2020 sebesar 27,55 juta orang atau meningkat 2,76 juta orang dibandingkan tahun lalu.

Secara spasial, persentase penduduk miskin perdesaan per September 2020 naik menjadi 13,20 persen dari 12,6 persen pada September 2019. Adapun persentase penduduk miskin perkotaan mengalami kenaikan menjadi 7,88 persen dibandingkan September 2019 yang hanya sebesar 6,56 persen. Hal tersebut akibat terjadinya penurunan aktivitas ekonomi di seluruh wilayah, terutama di perkotaan. 

Sedangkan, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang diukur oleh rasio gini sebesar 0,385 per September 2020. Angka ini meningkat 0,005 poin dibandingkan rasio gini September 2019 sebesar 0,380.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler