Berapa Banyak Olahraga yang Dibutuhkan untuk Jantung Sehat?

Mereka yang jarang olahraga berisiko dua kali lebih besar terhadap penyakit jantung.

Republika/Mardiah
Ilustrasi Jantung Sehat
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rutin berolahraga tak hanya dapat menunjang kebugaran tubuh, tetapi juga kesehatan jantung. Semakin sering olahraga dilakukan, maka semakin baik untuk jantung.


Hal tersebut diungkapkan dalam sebuah studi terbaru yang dilakukan di Inggris. Studi yang dipimpin oleh profesor emeritus di bidang epidemiologi dari University of Oxford Dr Terence Dwyer ini melibatkan lebih dari 500 ribu partisipan laki-laki dan perempuan di Inggris.

Sejak studi dimulai pada 2006, para partisipan diminta untuk memberikan sampel darah, urin, serta liur untuk digunakan dalam tes medis dan genetik. Mereka pun diminta mengisi kuesioner mengenai kehidupan mereka serta menjalani skrining medis dan kesehatan penuh. Sekitar lebih dari 100 ribu partisipan juga bersedia untuk menggunakan tracker aktivitas selama sepekan.

Hasil studi menunjukkan bahwa menjalani pola hidup yang aktif dapat memberikan efek protektif terhadap jantung. Sebaliknya, orang-orang yang jarang melakukan aktivitas fisik memiliki risiko dua kali lebih besar terhadap penyakit jantung. Risiko ini bisa menurun hampir 30 persen bila orang-orang yang tidak aktif mulai sedikit meningkatkan aktivitas fisiknya.

Aktivitas fisik atau olahraga yang dilakukan tidak harus olahraga berat. Olahraga ringan seperti berjalan kaki atau berlari kecil juga sudah dapat memberikan manfaat bagi kesehatan jantung.

"Aktivitas fisik, termasuk aktivitas fisik berat, penting untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular," ungkap Dr Dwyer, seperti dilansir di Indian Express, Kamis (25/2).

Tim peneliti juga tak menemukan adanya batasan terkait aktivitas fisik untuk menjaga kesehatan jantung. Sebagian partisipan dalam studi ini melakukan aktivitas fisik yang cukup berat seperti berjalan kaki 1.100 menit per pekan atau sekitar dua jam berjalan kaki per hari. Ada pula partisipan yang berolahraga intens selama 50 menit atau lebih per pekan.

Partisipan-partisipan tersebut tidak menunjukkan adanya peningkatan risiko masalah jantung. Sebaliknya, mereka justru memiliki penurunan risiko terbesar terhadap masalah jantung. Penurunan risiko pada perempuan dan laki-laki tampak setara.

Akan tetapi, dr Dwyne mengatakan jumlah partisipan yang melakukan aktivitas fisik dengan tingkat yang sangat tinggi dalam studi ini cukup sedikit. Oleh karena itu, ada kemungkinan bila aktivitas fisik yang terlalu berat dan dilakukan secara rutin dalam jangka panjang bisa memberikan dampak buruk bagi jantung pada beberapa kasus.

Dr Dwyne mengatakan studi ini menunjukkan adanya hubungan antara aktivitas fisik seperti berjalan kaki dengan kesehatan jantung. Akan tetapi, studi ini belum dapat menunjukkan hubungan sebab-akibat langsung di antara keduanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler