Indonesia akan Datangkan Dua Jenis Vaksin Gotong Royong
Vaksinasi gotong royong tidak akan mengganggu jalannya vaksinasi gratis pemerintah.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Induk Holding BUMN Farmasi (HBF), Bio Farma beserta anggota HBF, Kimia Farma, akan mendatangkan dua jenis vaksin Covid-19, untuk keperluan vaksinasi Covid-19 Gotong Royong. Vaksin jenis ini diperuntukan bagi para buruh dan karyawan swasta dan diberikan secara gratis dari masing-masing perusahaan tempat mereka bekerja.
Juru Bicara Bio Farma Bambang Heriyanto berharap adanya program vaksinasi Gotong Royong akan mempercepat program vaksinasi agar kekebalan kelompok. Yang terpenting, vaksinasi gotong royong ini tidak akan mengganggu jalannya vaksinasi gratis yang sedang dijalankan pemerintah.
"Kedua jenis vaksin yang akan didatangkan Bio Farma dan Kimia Farma antara lain, Moderna dengan platform m-RNA yang akan didatangkan Bio Farma dan Sinopharm dengan platform inactivated yang akan didatangkan Kimia Farma," ujar Bambang dalam siaran pers di Jakarta, Senin (1/3).
Saat ini, ucap Bambang, Holding BUMN Farmasi sudah mulai menjajaki dan melakukan pembicaraan supply vaksin. Covid-19 khusus untuk program vaksinasi gotong royong yaitu dengan Sinopharm dari Beijing Cina dengan platform in-activated, dan Moderna dari Amerika dengan platform mRNA.
Bambang menjelaskan pengadaan vaksin dari Sinopharm rencananya akan dilakukan anak perusahaan Holding Farmasi, PT Kimia Farma Tbk. Sedangkan Moderna, pengadaannya akan dilakukan oleh Induk Holding BUMN Farmasi, Bio Farma.
Bambang menambahkan, peraturan vaksinasi gotong royong ini, sudah tertuang dalam Permenkes Nomor 10 Tahun 2021, dengan jenis vaksin yang berbeda dengan jenis vaksin yang digunakan untuk vaksinasi program pemerintah. Dengan demikian, holding BUMN farmasi akan berkoordinasi erat dengan berbagai pihak, terutama Kementerian Kesehatan untuk menyiapkannya agar bisa berjalan lancar dan baik.
"Dengan demikian, vaksin untuk gotong royong tidak akan menggunakan vaksin yang sama yang digunakan untuk program pemerintah," ungkap Bambang.
Bambang menyampaikan vaksin gotong royong pun tetap harus mendapat persetujuan penggunaan pada masa darurat atau penerbitan nomor izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan.
Kata Bambang, Bio Farma sudah menerima bulk vaksin dari Sinovac sebanyak 25 juta dosis yang terkirim dalam dua gelombang. Gelombang pertama sebanyak 15 juta dosis sudah tiba pada 12 Januari 2021, dan 10 juta dosis datang pada 2 Februari 2021 yang lalu.
Bambang menerangkan suplai bulk vaksin dari Sinovac ini akan datang secara bertahap sebesar 140 juta dosis hingga akhir Juli 2021 mendatang. Bambang mengatakan bahan baku sebanyak 15 juta dosis sudah selesai seluruhnya diolah di fasilitas fill and finished Bio Farma. Sedangkan untuk bahan baku yang sebanyak 10 juta dosis, sudah mulai diproduksi pada 13 Februari 2021 yang diperkirakan akan selesai pada 20 Maret 2021.
Dari jumlah yang telah diproses tersebut, sebanyak 20 bets pertama sudah selesai diproduksi sampai 27 Februari. Badan POM sudah mengeluarkan lot release untuk 8 bets atau setara 7,2 juta dosis, yang akan didistribusi ke 34 provinsi.
"Berdasarkan evaluasi hingga saat ini, semuanya masih terkendali dan berjalan dengan baik sesuai rencana, termasuk pendistribusian ke lokasi-lokasi terluar dan terpencil," kata Bambang.