Presiden Ghana Desak Warga Abaikan Teori Konspirasi Vaksin
Ghana akan meluncurkan kampanye vaksinasi
REPUBLIKA.CO.ID, ACCRA -- Presiden Ghana Nana Akufo-Addo mendesak warganya mengabaikan teori konspirasi seputar vaksin Covid-19. Hal itu disampaikan saat Ghana hendak meluncurkan kampanye vaksinasi.
"Teman-teman Ghana, saya tahu masih ada beberapa yang terus menyatakan keraguan tentang vaksin, yang lain telah menyatakan keraguan tentang kemanjurannya, dengan beberapa lainnya yang berpihak pada teori konspirasi yang percaya bahwa vaksin telah dibuat untuk memusnahkan ras Afrika. Ini jauh dari kebenaran," kata Akufo-Addo dalam pidato nasional pada Ahad (28/2) malam.
Dia meyakinkan warganya bahwa vaksin Covid-19 aman. Sebagai jaminan, Akufo-Addo mengatakan dia dan istrinya akan menerima vaksin di depan publik pada Senin (1/3). "Menerima vaksin tidak akan mengubah DNA Anda, ia tidak akan menanamkan alat pelacak di tubuh Anda, juga tidak akan menyebabkan infertilitas pada wanita atau pria," ujarnya.
Ghana menjadi negara Afrika pertama yang menerima vaksin Covid-19 dari Covax, yakni program pimpinan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang bertujuan menyediakan 20 persen vaksin bagi negara berpenghasilan rendah dan menengah. Sebanyak 600 ribu dosis vaksin Oxford-AstraZeneca telah tiba di ibu kota Accra pada Rabu (24/1) pekan lalu. "Kami senang Ghana menjadi negara pertama yang menerima vaksin Covid-19 dari fasilitas Covax," kata Perwakilan WHO untuk Ghana Dr. Francis Kasolo.
Menurut keterangan yang dirilis Pemerintah Ghana, vaksin AstraZeneca yang mereka terima diproduksi Serum Institute of India. "Ini adalah pengiriman pertama vaksin yang diperoleh melalui Fasilitas Akses Global (Covax) vaksin Covid-19 yang telah ditandatangani oleh Ghana, di antara 92 negara," katanya.
WHO menyebut Ghana masih akan menerima pasokan dosis tambahan. Sejauh ini Ghana telah mencatatkan 84 ribu kasus Covid-19 dengan 607 kematian. Hampir 200 kematian terjadi dalam sebulan terakhir.