Meksiko Minta AS Berbagi Vaksin Covid-19

AS akan tetap memprioritaskan warga negaranya untuk mendapatkan vaksin Covid-19

AP/Marco Ugarte
Presiden Meksiko Andrés Manuel López Obrador
Rep: Rizky Jaramaya Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador akan meminta Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk berbagi pasokan vaksin virus Covid-19. Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan, Biden terbuka untuk membahas masalah ini sebagai bagian dari upaya regional untuk bekerja sama dalam memerangi pandemi virus corona.

Baca Juga


Namun di sisi lain, Biden tetap memprioritaskan warga negaranya untuk mendapatkan vaksin Covid-19 secara luas. Pejabat Gedung Putih yang tidak disebutkan namanya mengatakan, Biden fokus untuk menangani pandemi virus corona di dalam negeri terlebih dahulu. AS mengakui perlu membuat strategi untuk membantu negara tetangganya dalam mengatasi pandemi Covid-19, karena terkait dengan pergerakan ekonomi.

"Setelah kami benar-benar mengendalikan pandemi, pemulihan ekonomi adalah di mana kami pada akhirnya harus membuka perbatasan kami. Tapi kita tidak bisa membuka perbatasan kita jika Kanada dan Meksiko belum menangani pandemi dengan cara yang sama. Jadi, kolaborasi dengan Meksiko adalah prioritas utama," ujar pejabat itu.

Biden telah meningkatkan pendanaan untuk upaya internasional memerangi pandemi virus korona. Namun dia dapat menghadapi dampak politik jika bergerak terlalu cepat untuk mengirimkan vaksin ke negara lain, ketika kasus infeksi Covid-19 di AS terus meningkat. Selain itu, AS juga masih berupaya untuk memenuhi kebutuhan vaksin secara domestik.

Seorang pejabat Meksiko mengatakan, Lopez Obrador akan meminta pinjaman vaksin dari AS. Pinjaman itu akan dibayar ketika vaksin yang telah dipesan oleh Meksiko dikirimkan pada akhir tahun. 

 

Kantor Lopez Obrador tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait pinjaman vaksin tersebut. Menurut outlet media Meksiko, Proceso, Lopez Obrador mengangkat masalah pinjaman vaksin Covid-19 dengan Biden dalam panggilan telepon pada Januari lalu.

Program vaksinasi Covid-19 di Meksiko telah tertunda karena pengiriman vaksin yang lambat. Meksiko telah membuat kesepakatan dengan produsen obat internasional untuk membeli 126 juta dosis vaksin. Pengiriman vaksin Pfizer ke Meksiko mengalami keterlambatan dan tidak sesuai dengan jadwal. Untuk mengisi kekosongan, Meksiko berusaha mendapatkan pengiriman dari Sputnik V Rusia dan Sinovac China. 

Pemerintah telah memberikan suntikan pertama kepada lebih dari 1,8 juta orang, atau 1,4 persen dari populasi. Meksiko telah mencatat lebih dari 185.000 kematian akibat Covid-19 dan lebih dari 2 juta infeksi virus corona. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler