Hikmah di Balik Tuntunan Cuci Tangan Menurut Rasulullah SAW
Rasulullah SAW menganjurkan rajin mencuci tangan untuk kebersihan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setahun terakhir barangkali budaya mencuci tangan menjadi hal yang mulai diperhatikan secara serius oleh umat manusia di dunia. Padahal, sejak dari jauh-jauh hari, Nabi Muhammad SAW telah memberikan contoh secara perinci mengenai kedahsyatan dan hikmah dari cuci tangan.
Dalam hadis riwayat Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW menganjurkan agar tetap menjaga kesucian kedua tangan. Beliau bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ النَّبِيَّ صلَّى الله عليه وسلَّم قَالَ: إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ، فَلاَ يُدْخِلُ يَدَهُ فِي الإِنَاءِ حَتَّى يَغْسِلَهَا ثَلاَثاً، فَإِنَّهُ لاَ يَدْرِي أَيْنَ بَاتَتْ يَدُهُ
“Idza stayqazha ahadukum min naumihi fala yudkhilu yadahu fil inai hatta yughsilaha tsalatsan, fa innahu la yadri aina batat yaduhu.”
Yang artinya: “Jika seseorang dari kalian bangun dari tidurnya, maka hendaknya tidak memasukkan tangannya dalam bejana sampai dia membasuhnya tiga kali karena sesungguhnya dia tidak menyadari di manakah posisi kedua tangannya semalam.”
Pemimpin Pondok Pesantren Daarul Rahman, KH Syukron Ma’mun, mengatakan, hadis tersebut memiliki makna dan pemahaman yang mendalam jika diartikan pada saat pandemi virus corona jenis baru 2019 (Covid-19) seperti sekarang. Bahwasannya, kata Kiai Syukron, Rasulullah SAW merupakan sosok yang teliti, bahkan dalam urusan kesehatan.
“Soal cuci tangan dan protokol kesehatan, itu sebenarnya sudah diajarkan dan termasuk sunah Nabi. Subhanallah, sangat teliti Rasulullah itu,” kata KH Syukron Ma’mun dalam kajian live streaming, Ahad (28/2).
Beliau menjelaskan, dari hadis itu sesungguhnya terdapat maksud bahwa apabila seseorang hendak mencuci tangan alangkah baiknya tidak memasukkan tangannya ke dalam bejana di langkah awal. Sebab, bisa jadi apabila tangan dimasukkan ke dalam bejana, bakterinya dari tangan akan bercampur ke dalam air di bejana.
Terlebih apabila seseorang baru saja bangun tidur. Maka hal pertama yang diperintahkan Nabi kepada umatnya, kata Kiai Syukron, adalah dengan mencuci tangan terlebih dahulu. Sebab, semasa tidur yang tidak disadari si hamba tadi, dikhawatirkan tangannya telah menyentuh bagian-bagian tubuh tertentu yang menimbulkan najis dan kotoran.
“Karena kita tidak tahu di mana tanganmu semalam (saat tidur), bisa jadi ada di mana-mana. Bahkan, sebelum wudhu pun, kita dianjurkan untuk cuci tangan,” kata beliau.
Di sisi lain, Kiai Syukron menekankan pentingnya mengingat Allah SWT saat musibah menerpa umat manusia. Hadirnya pandemi Covid-19 yang berkepanjangan ini, kata beliau, jangan dijadikan ajang kelelahan bagi umat dalam mengingat Allah. Justru, hadirnya musibah diharapkan mampu menjadi ajang pengingat yang dalam kepada Tuhan Yang Maha Esa.
“Ingatlah Allah. Lakukan shalat berjamaah, kita istighatsah, dengan protokol kesehatan. Jangan tinggalkan masjid, kita minta ke Allah agar virus ini dihilangkan,” kata Kiai Syukron.