Masa Pandemi Dinilai Membuat CEO Wanita Semakin Tangguh
Survei menunjukkan jumlah wanita yang menduduki posisi level C-Suite meningkat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Mengusung tema “Women in leadership: Achieving an equal future in a COVID-19 world”, International Women’s Day yang diperingati setiap 8 Maret pada tahun ini berupay merayakan usaha besar para wanita di seluruh dunia. Ini dalam rangka mewujudkan kesetaraan gender dan pemulihan dari pandemi Covid-19.
Dalam menghadapi pandemi ini, para wanita telah ikut berdiri di garis terdepan sebagai pekerja kesehatan, inovator hingga penggiat komunitas. Para pemimpin wanita juga telah menunjukkan kemampuan untuk memimpin dalam upaya penanggulangan dan pemulihan Covid-19 di berbagai belahan dunia.
Kehadiran serta peran para wanita di posisi manajemen perusahaan juga semakin dibutuhkan untuk membawa sudut pandang dan solusi yang berbeda terutama di kondisi sulit saat ini, sehingga perusahaan tidak hanya bertahan namun terus tumbuh.
Menurut laporan tahunan Grant Thornton “Women in Business 2021”, yang baru saja dipublikasikan, jumlah wanita yang memegang posisi manajemen senior di perusahaan secara global telah mencatat kenaikan ke angka 31% meskipun pandemi Cov-19 mempengaruhi ekonomi di seluruh dunia. CEO/Managing Partner Grant Thornton Indonesia Johanna Gani mengatakan, mengingat kondisi global yang memprihatinkan, hal ini cukup menggembirakan. Itu karena pada perolehan sebelumnya yang hanya mencapai angka 29% selama 2ldua tahun berturut–turut.
"Hasil survei juga menunjukkan jumlah wanita yang menduduki posisi level C-Suite (CEO dan COO) meningkat di angka 26% dibanding tahun lalu yang hanya berada di level 20%. Wanita yang berada di posisi Chief Finance Officer (CFO) juga mengalami peningkatan menjadi 36% yang sebelumnya hanya di angka 30% secara global," kata dia di Jakarta, Senin (8/3).
Menurut dia, hal ini menunjukkan bahwa perspektif wanita di dunia bisnis di seluruh negara telah memberikan kontribusi nyata untuk pertumbuhan bisnis perusahaan.
Di masa pandemi ini, pemimpin wanita di Indonesia yang berperan aktif mengembangkan potensinya dalam dunia kerja juga semakin besar. Hal tersebut didukung oleh hasil survei Grant Thornton yang menyatakan adanya peningkatan jumlah wanita yang menduduki jabatan sebagai Chief Executive Officer (CEO) ke 25% dibanding hasil survei tahun lalu yang masih berada di angka 20% di Indonesia.
Posisi senior tertinggi dengan populasi wanita terbanyak di Indonesia dipegang oleh Chief Finance Officer (CFO) sebanyak 56% yang melampaui perolehan hasil tahun lalu yang berada di angka 48%. Disusul Human Resources Director (HRD) sebanyak 40% dan Chief Information Officer (CIO) sebanyak 31%. Laporan ini juga menempatkan Indonesia di peringkat ke-7 sebagai negara dengan posisi manajemen senior wanita paling banyak secara global.
"Hasil survei juga menunjukkan adanya upaya signifikan yang dilakukan perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk memperbaiki kesenjangan gender di tempat kerja seperti memastikan adanya yang akses peluang kerja yang setara dan juga memberikan pendampingan serta pembinaan tanpa membedakan gender," kata dia.
Berbagai upaya menciptakan kesetaraan gender tentunya akan berperan positif di kondisi seperti sekarang yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan bisnis yang paling dinamis dan berwawasan ke depan akan memanfaatkan berbagai peluang untuk memperoleh keuntungan dari perubahan ini dan terus bertumbuh.
Menurut dia, para pemimpin perusahaan perlu menciptakan keragaman gender dan budaya inklusif yang memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk berpendapat. Di masa pasca-pandemi ini peran pemimpin sangat vital untuk mencapai keragaman yang akan mendukung strategi bisnis untuk terus tumbuh.
“Menciptakan lingkungan bisnis inklusif yang mendukung keragaman gender di jenjang kepemimpinan perusahaan tidaklah mudah. Karenanya, para pemimpin bisnis perlu menjalankan strategi ini untuk jangka panjang serta selalu membagikan apa yang mereka lakukan untuk mendorong perubahan di perusahaan mereka sendiri sehingga pengalaman mereka dapat menginspirasi orang lain,” kata Johanna.