Komisi X: Vaksinasi Guru Harus Tuntas Sebelum Tatap Muka

Ada prasyarat yang harus dipenuhi pemerintah sebelum sekolah tatap muka bisa digelar.

Istimewa
Ketua Komisi X Syaiful Huda
Red: Mas Alamil Huda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda menyambut positif rencana dilakukannya sekolah tatap muka untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD) pada awal tahun ajaran baru Juli nanti. Namun, Huda mengatakan, ada prasyarat yang harus dipenuhi pemerintah sebelum sekolah tatap muka bisa digelar.


"Lima juta guru harus tuntas divaksin sebelum tatap muka dimulai," kata Huda dalam peluncuran buku Menjaga Asa di Tengah Badai Pandemi, Catatan Pendidikan, Pariwisata, dan Olahraga 2020, di Jakarta, Rabu (10/3).

Selain itu, lanjut Huda, Kemendikbud harus memastikan ketersediaan fasilitas protokol kesehatan (prokes) tersedia disekolah-sekolah. Jika dua prasyarat itu belum bisa dipenuhi, maka sekolah tatap muka lebih baik ditunda untuk menghindari warga sekolah dari paparan Covid-19.

Dalam buku Menjaga Asa di Tengah Badai Pandemi, huda sudah mengingatkan hal tersebut. Buku itu merupakan bagian dari transparansi kerja Saiful Huda sebagai Ketua Komisi X. Karena di masa pagebluk, masyarakat tak hanya memerlukan treatment medis,  namun juga psikologis.

Hal ini, kata Huda, menjadi dasar penerbitan buku sebagai bagian dari edukasi kesadaran publik. Sebab, kata dia, penting untuk melontarkan diskursus terkait pendidikan, pariwisata dan ekonomi kreatif serta olahraga agar publik terus mengingat pentingnya tiga hal di atas dan juga sebagai bagian dari memperkuat civil society.

Legislator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menambahkan, jika sekolah tatap muka digelar, kapasitas ruang kelas tidak boleh lebih dari 50 persen atau setengahnya. Durasi pertemuan tatap muka tidak lebih dari dua jam dalam sepekan.

"Karena semangatnya adalah mengembalikan suasana sekolah pada anak-anak. Jangan dulu bayangkan tatap muka nanti langsung seperti sebelum pandemi. Itu tidak mungkin, karena harus bertahap," kata Huda.

Menurut Huda, sekolah tatap muka yang rencananya dimulai pada tahun ajaran baru nanti lebih ditekankan untuk memulihkan kondisi psikologis siswa yang sebagian besar sudah satu tahun belajar di rumah. Kembali melakukan pertemuan tatap muka di sekolah dinilai bisa mengobati psikologis para siswa.

"Kita harus menghindari agar anak kehilangan suasana bersekolah. Karena ini berbahaya untuk psikologis anak-anak. Mau tidak mau kita harus akui, lost learning itu terjadi hari ini," ujar dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler