Mitra Binaan Pertamina EP Tingkatkan Hasil Panen 9.3 Ton

Bina Alam Sri merupakan kelompok binaan Cepu Field sejak 2018

dok Pertamina EP
Pertamina EP Asset 4 Cepu Field membantu penanganan semburan gas di sumur air milik Sumiran, warga Desa Ngraho, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Rep: Intan Pratiwi Red: Hiru Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kelompok Bina Alam Sri di Desa Bajo dan Ngraho menggelar panen raya bersama Pertamina EP dan perwakilan pemerintah daerah Kabupaten Blora, Selasa (9/3). Panen kali ini menghasilkan 9,3 ton per hektar dari total luasan 13,6 hektar lahan para anggota kelompok.


Dalam agenda tersebut hadir Muspika Kedungtuban yang diwakili Danramil Suahmad dan Camat Martono, Badan Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Kedungtuban Sunyanto, Perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Istadi Rusmanto, serta Pertamina EP Cepu Field Manager Afwan Daroni. Acara dibuka dengan pemaparan singkat dari Kelompok Bina Alam Sri terkait perkembangan program.

Kemudian dilakukan panen secara simbolis oleh tamu undangan di lahan kelompok yang berlokasi di Desa Ngraho. Agenda berlanjut di Balai Desa Bajo dengan sambutan dari Afwan Daroni.

"Kami senang dengan perkembangan program dari 2018 hingga kini. Tadi saya lihat kelompok bisa menjelaskan seperti apa proses pertanian organik ini hingga bisa dipahami oleh semua yang hadir," ucapnya. Afwan juga mengapresiasi kualitas produk beras organik yang dihasilkan kelompok.

Tanggapan positif juga diberikan Martono selaku perwakilan Bupati Blora yang berhalangan hadir. "Kami ucapkan terima kasih banyak kepada pihak Pertamina EP Asset 4 Cepu Field yang telah mendukung terselenggarakan program ini di wilayah Kedungtuban," ujarnya

Acara tersebut ditutup dengan penyerahan sertifikat pelatihan oleh Camat Kedungtuban kepada perwakilan kelompok serta pembukaan pelatihan herbal yang akan dilaksanakan di Desa Bajo oleh Aliksa.

Bina Alam Sri merupakan kelompok binaan Cepu Field sejak 2018 dengan menggandeng Aliksa sebagai pendamping program. Dalam dua tahun terakhir, program telah berkembang dari semula hanya Desa Bajo meluas ke Desa Sogo, Sidorejo, Wado, Ngraho, Tanjung, Kedungtuban, dan Ngladeyan.

Program ini merupakan salah satu contoh penerapan ESG (Environmental, Social, and Government) yang berfokus agar program  yang dijalankan dapat berkontribusi positif pada aspek lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan. Dengan penerapan pertanian organik ini, Pertamina EP berkontribusi mengurangi jumlah lahan yang terdampak pupuk kimia sekaligus menciptakan hubungan baik dengan masyarakat yang semakin meningkat kualitas kesehatan dan ekonominya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler