Banyak Ditangguhkan, Inggris Tetap Dorong Vaksin AstraZeneca

EMA melaporkan hanya ada 22 kasus pembekuan darah dari 3 juta orang yang divaksin.

AP Photo / Lee Jin-man
Seorang perawat mempersiapkan dosis pertama vaksin AstraZeneca COVID-19. Regulator obat-obatan Inggris mendesak agar berbagai pihak bisa menggunakan vaksin Oxford/AstraZeneca Covid-19.
Rep: Zainur Mahsir Ramadhan Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Regulator obat-obatan Inggris mendesak agar berbagai pihak bisa menggunakan vaksin Oxford/AstraZeneca Covid-19. Hal itu, diungkapkan setelah semakin banyak negara yang menangguhkan peluncurannya karena kekhawatiran pembekuan darah.

Baca Juga


Sejauh ini, negara-negara di Eropa seperti Denmark, Norwegia dan Islandia berencana menghentikan semua vaksinasi AstraZeneca untuk menyelidiki laporan penggumpalan darah pada penerimanya. Bahkan, dilaporkan Italia juga mengikuti langkah Austria, Estonia, Latvia dan Luxembourg serta Lithuania dalam melarang vaksin AstraZeneca.

Menanggapi banyaknya tudingan itu, Badan Pengatur Produk Kesehatan dan Obat-obatan (MHRA) Inggris mengatakan, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa vaksin tersebut menyebabkan masalah pembekuan darah. MHRA juga mengatakan, orang-orang harus tetap mendapatkan vaksin Covid-19 ketika diminta untuk melakukannya.

European Medicines Agency (EMA) juga mendukung keamanan jab dan mengatakan hanya ada 22 laporan pembekuan darah di antara lebih dari tiga juta orang yang diberi vaksin di seluruh Eropa. Awal pekan ini, EMA melaporkan bahwa satu orang di Austria didiagnosis dengan pembekuan darah dan meninggal 10 hari setelah vaksinasi, tetapi menekankan bahwa tidak ada indikasi jika vaksinasi yang menyebabkan kondisi ini.

Hal tersebut ditegaskan oleh kepala keamanan vaksin MHRA di Inggris Phil Bryan. Dia mengatakan, penggumpalan darah dapat terjadi secara alami dan tidak jarang.

Baca juga : Rumania Hentikan Penggunaan Vaksin AstraZeneca

“Lebih dari 11 juta dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca sekarang telah diberikan di seluruh Inggris. Laporan pembekuan darah yang diterima sejauh ini tidak lebih besar dari jumlah yang secara alami terjadi pada populasi yang divaksinasi,” ujar dia dikutip dari Irish Examiner Jumat (12/3).

Lebih jauh, Profesor Anthony Harnden, wakil ketua Komite Bersama untuk Vaksinasi dan Imunisasi, juga menampik kabar tersebut. Seraya berkata, bahwa keamanan vaksin sangat penting.

“Regulator Inggris kami, MHRA, meninjau semua laporan efek samping untuk kedua vaksin seperti yang dilaporkan. Masyarakat harus yakin bahwa kedua vaksin yang digunakan dalam program vaksinasi Inggris aman dan sangat efektif,’’ ungkap dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler