Saham Melesat hingga Disuspensi, Begini Penjelasan Bos MARI
Kenaikan saham MARI terdorong sentimen aksi korporasi melalui anak usahanya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saham PT Mahaka Radio Integra Tbk mengalami kenaikan yang signifikan sejak Februari lalu. Pada 12 Maret, Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan untuk mensuspensi saham berkode MARI ini.
Direktur Utama MARI Adrian Syarkawie memberikan penjelasan terkait saham perseroan yang sempat masuk daftar Unusual Market Activity (UMA). Menurutnya, kenaikan saham MARI merupakan murni karena pergerakan pasar.
"Kami melihat pergerakan saham MARI memang karena permintaan pasar saja, bukan karena pergerakan perusahaan," kata Adrian dalam Public Expose Insidentil MARI, Selasa (16/3).
Adrian melihat kenaikan saham MARI bisa juga karena terdorong sentimen aksi korporasi yang dilakukan perseroan melalui anak usahanya. Menurutnya, investor merespons positif investasi yang dilakukan sejumlah perusahaan modal ventura terhadap PT Mahaka Digital Inovasi.
Adrian mengakui saat ini terdapat empat perusahaan modal ventura yang berkolaborasi dengan perseroan untuk mengembangkan platform NOICE. Salah satu perusahaan tersebut adalah Alpha JWC Ventures yang juga menjadi investor untuk Kredivo hingga Kopi Kenangan.
Adrian berasumsi sentimen ini yang menyebabkan saham MARI diburu oleh para investor. "Saat ini sudah ada agreement dengan beberapa partner yang bentuknya convertible loan, kami kira ini yang menjadi penyebab kenaikan saham," tutur Adrian.
Sebagai informasi, PT Mahaka Radio Integra Tbk merupakan pemegang saham mayoritas PT Mahaka Digital Inovasi dengan kepemilikan sebesar 75 persen. PT Mahaka Digital Inovasi memiliki 99 persen saham PT Mahaka Radio Digital yang menjalankan platform NOICE.
Sebelum disuspensi pada 12 Maret lalu, saham MARI sempat menguat 9,40 persen dalam sepekan. Sementara dalam sepekan, saham MARI bahkan naik tajam hingga 124,56 persen. Harga saham MARI terakhir bertengger di posisi Rp 256 per lembar saham.
Dari sisi kinerja keuangan, MARI mencatatkan rugi bersih pada kuartal III tahun lalu. Per 30 September 2020, MARI mengalami rugi sebesar Rp 15,47 miliar. Pada 2019, MARI masih membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 22,46 miliar.