AS Berjanji Revitalisasi Hubungannya dengan NATO
Menlu AS Blinken menekankan 'komitmen teguh' AS untuk NATO
REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Amerika Serikat (AS) berkomitmen untuk membangun kembali hubungan transatlantik dan merevitalisasi aliansi di dalam NATO. Hal itu dikatakan menteri luar negeri negara itu Anthony Blinken pada Selasa (23/3).
"Saya datang ke sini untuk menyampaikan komitmen teguh AS terhadap aliansi yang telah menjadi landasan perdamaian, kemakmuran, dan stabilitas bagi komunitas transatlantik selama lebih dari 70 tahun," kata Blinken dalam konferensi pers bersama Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg sebelum pertemuan para menteri luar negeri NATO di Brussel.
Menlu AS juga menunjukkan bahwa mereka ingin merevitalisasi aliansi untuk memastikan aliansi itu sekuat dan ‘efektif melawan ancaman hari ini’ seperti pada masa lalu. Menyebut kunjungan pertama Menlu AS yang baru ke markas NATO sebagai "peluang unik untuk memulai babak baru dalam hubungan transatlantik", Stoltenberg menyambut baik tekad pemerintahan Biden untuk memperkuat aliansi NATO.
Kepala NATO itu meyakinkan Blinken bahwa dia di sini bukan di antara sekutu tetapi di antara teman, dan dia juga menekankan bahwa hanya Eropa dan Amerika yang bersama-sama di NATO yang mampu menghadapi tantangan keamanan abad ke-21.
Soal penarikan NATO dari Afghanistan, Blinken menyoroti pentingnya koordinasi antara sekutu dan menjelaskan bahwa dia datang untuk mendengarkan dan berkonsultasi dengan rekan-rekannya dari negara-negara NATO lainnya.
“Kami masuk bersama. Kami telah menyesuaikan diri bersama. Dan jika waktunya tepat, kita akan pergi bersama. Ada tema atau kata yang sama, dan itu adalah bersama-sama," tutur Blinken.
Baca juga : Bolehkah Makan Telur Setiap Hari? Ini Kata 4 Ahli Gizi
Merujuk pada pernyataan presiden AS minggu lalu tentang penarikan pasukan AS dari Afghanistan, Menlu AS mengatakan sulit untuk memenuhi batas waktu Mei 2021 untuk penarikan penuh karena NATO berusaha "untuk mengakhiri konflik ini dengan penuh tanggung jawab."
Menurut Menlu AS, pasukannya hanya dapat disingkirkan jika dipastikan bahwa Afghanistan tidak akan pernah lagi menjadi tempat berlindung yang aman bagi teroris yang dapat mengancam Amerika Serikat atau sekutunya.
Pada 17 Maret, Biden mengatakan dalam wawancara yang disiarkan televisi bahwa akan "sulit" bagi AS untuk memenuhi tenggat waktu 1 Mei untuk menarik pasukan keluar dari Afghanistan berdasarkan kesepakatan yang dinegosiasikan oleh mantan Presiden Donald Trump dengan Taliban.