Data Vaksin Gotong Royong di Antara Kadin dan Kemenkes
Kemenkes belum menerima data karyawan swasta yang akan menerima vaksin gotong royong.
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Antara/Rr Laeny Sulistyawati
JAKARTA – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia telah mendaftar karyawan perusahaan swasta yang akan diikutkan program vaksinasi gotong royong. Hingga saat ini sudah ada sebanyak 8,5 juta karyawan swasta dari 16.500 perusahaan telah terdaftar dari target 20 juta sasaran.
“Sebenarnya target dari pemerintah itu 20 juta, tapi termasuk BUMN. Kalau dari swasta saja sekitar 10 juta, yang sudah terdata 8,5 juta. Bersama BUMN, saya rasa target 20 juta akan mudah dicapai,” kata Wakil Ketua Kadin Indonesia, Shinta Widjadja Kamdani, di Jakarta, Rabu (24/3).
Shinta menyebut, tak ada kendala dalam mendata karyawan perusahaan swasta untuk ikut dalam vaksinasi gotong royong. Menurut dia, perusahaan dan karyawan menyadari kebutuhan vaksin dalam menghentikan penyebaran Covid-19. Apalagi, pandemi Covid-19 disadari telah mengganggu produktivitas karyawan yang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
“Saya rasa antusiasme perusahaan cukup besar, kan kita banyak kendala dari produktivitas karyawan. Dari segi rutinitas karyawan karena masalah Covid-19, jadi produktivitasnya terganggu. Perusahaan menyadari dan karyawan mulai letih. Makanya kita berpikir, solusinya adalah vaksinasi," ungkap Shinta.
Shinta menambahkan, saat ini pengusaha tengah menunggu kelanjutan informasi dari pemerintah terkait waktu penyuntikan vaksin kepada karyawan swasta yang telah didata tersebut. “Kami lagi nunggu dari pemerintah. Harusnya bulan depan ya,” kata Shinta.
Ketika dikonfirmasi Republika.co.id terkait ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengaku belum menerima data 8,5 juta orang karyawan swasta yang akan menerima vaksin gotong royong dari Kadin. Dia menyebut, 8,5 juta karyawan yang diklaim oleh Kadin baru sebatas mendaftar.
“Belum ada itu data 8,5 juta karyawan ikut vaksin gotong royong. Mereka baru mendaftar ya,” kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi.
Kemenkes telah menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi Gotong Royong Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Dalam aturan tersebut, perusahaan yang akan melakukan vaksin gotong royong harus melaporkan jumlah karyawan atau karyawatinya beserta anggota keluarganya pada Kemenkes.
Data inilah yang dibutuhkan sebagai basis pengadaan vaksin gotong royong. Sementara PT Biofarma sebagai perusahaan negara ditugasi sebagai penyedia vaksin untuk program vaksinasi gotong royong ini. Biofarma sebelumnya menyatakan siap untuk melakukan pengadaan jika data kebutuhannya sudah ada.
Kemenkes menetapkan jenis vaksin Covid-19 yang bisa digunakan dalam pelaksanaan vaksinasi gotong royong berbeda dengan vaksinasi gratis yang dipakai dalam program pemerintah yaitu Sinovac, Astrazeneca, Novavax, dan Pfizer. Sementara untuk vaksin gotong royong yang ditetapkan yakni Sinopharm dan Moderna.
Freeport pesan Cina
PT Freeport Indonesia dilaporkan telah memesan sebanyak 70 ribu dosis Vaksin Sinovam dari Cina. Dosis sebanyak itu akan diperuntukkan bagi karyawan Freeport dan keluarganya untuk melindungi dari kemungkinan paparan Covid-19.
Vice President PT Freeport Indonesia Bidang Hubungan Pemerintahan Jonny Lingga mengatakan, vaksin Sinovam diproduksi oleh perusahaan yang sama dengan vaksin Sinovac. Vaksin Sinovac diketahui digunakan oleh Pemerintah RI untuk melakukan vaksinasi massal rakyat Indonesia.
"Vaksin jenis Sinovam itu masih satu pabrikan dengan Vaksin Sinovac yang sementara ini digunakan oleh pemerintah. Kami terus berusaha untuk mendatangkan sebanyak 70 ribu dosis agar bisa melakukan vaksinasi seluruh karyawan PT Freeport maupun subkontraktor dan keluarga," kata Jonny Lingga di Timika.
Jonny mengatakan, Freeport juga berencana menambah lagi jumlah vaksin yang akan didatangkan untuk melakukan vaksinasi masyarakat atau penduduk yang bermukim di sekitar Kota Tembagapura. Kota ini merupakan lokasi penambangan Freeport yang berada di dataran tinggi Kabupaten Mimika.