Evakuasi Kapal Ever Given di Suez Alami Sedikit Kemajuan
Buritan dan kemudi kapal Ever Given sudah bergerak
REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Kapal kargo the Ever Given masih kandas dan memblokade jalur Terusan Suez. Upaya untuk mengevakuasi kapal kargo raksasa itu sedikit mengalami kemajuan yang memungkinkan buritan dan kemudi bergerak, tetapi masih belum jelas kapan kapal tersebut kembali mengapung normal.
Ever Given, yang memiliki panjang 400 meter dan lebar 59 meter terjepit diagonal di bagian selatan kanal di tengah angin kencang pada Selasa pekan ini. Akibatnya kapal itu memblokade salah satu jalur air tersibuk di dunia.
"Kombinasi material pengerukan dari sekitar kapal dan menarik serta mendorong kapal dengan kapal tunda membuat kemajuan kecil dalam mencabut kapal," kata dua sumber Suez Canal Authority (SCA) pada Sabtu (27/3) waktu setempat. Salah satu sumber mengatakan telah terjadi beberapa gerakan di haluan kapal.
Ketua SCA Osama Rabie mengatakan kepada TV lokal bahwa air mulai mengalir di bawah kapal. "Kami berharap setiap saat kapal bisa meluncur dan bergerak dari tempatnya," katanya dalam konferensi pers sebelumnya.
Sekitar 15 persen lalu lintas pelayaran dunia melewati kanal. Sementara ratusan kapal masih menunggu untuk lewat begitu penyumbatan berhasil diatasi.
Rabie mengatakan, pihaknya berharap tidak perlu memindahkan sebagian dari 18,300 kontainer di atas kapal Ecer Given untuk meringankan beban kapal. Namun, gelombang pasang dan angin kencang masih mempersulit upaya evakuasi.
"Buritan kapal mulai (pada Jumat) bergerak menuju Suez, dan itu pertanda positif hingga pukul 23.00, tetapi air pasang turun secara signifikan dan kami berhenti," kata Rabie di Suez.
Upaya penarik dimulai kembali pada Sabtu sore dan upaya lebih lanjut direncanakan untuk Ahad (28/3) waktu setempat. SCA menambahkan lebih banyak pasir mungkin perlu dikeluarkan dari sekitar kapal untuk membebaskannya.
Pada Jumat (26/3), kapal keruk memindahkan sekitar 20 ribu ton pasir dari sekitar haluannya. Sebuah perusahaan Belanda yang bekerja untuk membebaskan kapal tersebut mengatakan kapal tersebut dapat dibebaskan pada awal pekan depan jika kapal yang lebih berat, pengerukan, dan air pasang berhasil melepaskannya.
Kepala Boskalis, perusahaan induk dari perusahaan Belanda Smit Salvage yang telah didatangkan untuk membantu SCA, mengatakan kapal tunda berat dengan kapasitas gabungan 400 ton akan tiba sekitar akhir pekan ini. "Kami bertujuan untuk menyelesaikannya setelah akhir pekan, tetapi semuanya harus berjalan dengan tepat untuk itu," ujar Kepala Eksekutif Boskalis Peter Berdowski.
Berdowski mengatakan crane darat dapat meringankan beban Ever Given dengan memindahkan kontainer, meskipun para ahli telah memperingatkan bahwa proses seperti itu bisa rumit dan lama. "Jika kami tidak berhasil melepaskannya minggu depan, kami harus mengeluarkan sekitar 600 kontainer dari haluan untuk mengurangi beratnya," katanya. "Itu akan membuat kita mundur setidaknya beberapa hari, karena di mana harus meninggalkan semua kontainer itu akan menjadi teka-teki," ujarnya menambahkan.
Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouli pada Sabtu berterima kasih kepada mitra asing atas tawaran untuk membantu mengevakuasi kapal tersebut. Tarif pengiriman untuk kapal tanker produk minyak hampir dua kali lipat setelah kapal terdampar, dan penyumbatan telah mengganggu rantai pasokan global, mengancam penundaan yang mahal bagi perusahaan yang sudah berurusan dengan pembatasan Covid-19.
Jika penyumbatan berlanjut, pengirim dapat memutuskan untuk mengubah rute kargo mereka di sekitar Tanjung Harapan. Itu menambahkan sekitar dua minggu untuk perjalanan dan biaya bahan bakar tambahan. Rabie mengatakan kapal-kapal yang menunggu bebas untuk mengubah rute, tetapi belum ada yang melakukannya.
Dia mengatakan 321 kapal sedang menunggu untuk masuk atau melanjutkan transit mereka melalui kanal. Itu termasuk puluhan kapal kontainer, kapal curah dan kapal gas alam cair (LNG) atau gas petroleum cair (LPG).